Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sarkofagus: Pengertian, Fungsi, Ciri-ciri, dan Lokasi Penemuan

Kompas.com - 24/09/2021, 12:00 WIB
Widya Lestari Ningsih,
Nibras Nada Nailufar

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Salah satu barang peninggalan sistem kepercayaan zaman praaksara adalah sarkofagus yang berfungsi sebagai tempat menyimpan mayat.

Sarkofagus merupakan kubur batu yang terdiri dari wadah dan tutup yang umumnya terdapat tonjolan pada ujungnya.

Oleh masyarakat prasejarah, sarkofagus kerap dianggap sebagai "perahu roh", yang akan membawa roh berlayar ke dunia roh.

Untuk melindungi jasad orang yang sudah mati dari gangguan gaib, pada sarkofagus kerap dipahatkan motif topeng dengan berbagai macam ekspresi.

Sarkofagus umumnya terbuat dari batu besar yang utuh kemudian dilubangi hingga berbentuk seperti lesung.

Akan tetapi ada pula yang terbuat dari logam, misalnya yang dibuat oleh bangsa Romawi Kuno.

Lokasi penemuan

Di Indonesia, wilayah persebaran sarkofagus cukup luas, yakni di Bali, Tapanuli, Sumba, Minahasa, dan Bondowoso, Jawa Timur.

Heekeren, yang melakukan penelitian megalitik di Jawa Timur, khususnya di Bondowoso, menemukan sebuah sarkofagus di Kretek.

Dinding muka sarkofagus tersebut dihias dengan ukiran binatang berkaki empat dengan ekor menjulur ke atas.

Selain itu, terdapat hiasan berupa seekor burung yang mengangkat cakarnya dan tiga bentuk manusia.

Di daerah Bondowoso lainnya, Heekeren juga menemukan sarkofagus di Kemuningan, Tunggulangin, Nangkaan, Pakisan, dan Tegalsari, dengan ciri-ciri yang beragam.

Sementara penelitian sarkofagus di Bali dilakukan oleh Soejono, dari tahun 1960.

Di Bali, sarkofagus yang ditemukan berisi tulang belulang manusia dan barang-barang bekal kubur yang terbuat dari perunggu, besi, dan manik-manik.

Hingga 2005, telah ditemukan lebih dari 100 buah sarkofagus yang tersebar di seluruh Bali.

Baca juga: Zaman Megalitikum: Peninggalan, Sejarah, Ciri, dan Kepercayaan

Tipe Sarkofagus Bali

Soejono membagi temuan sarkofagus Bali ke dalam tiga tipe, yakni tipe A, tipe B, dan tipe C.

  • Tipe A, sarkofagus berukuran kecil (dengan variasi antara 80-148 cm) serta memiliki tonjolan di bagian depan dan belakang wadah ataupun tutupnya.
  • Tipe B, berukuran sedang (dengan variasi antara 150-170 cm) dan tanpa tonjolan.
  • Tipe C, berukuran besar (dengan variasi antara 200-268 cm) serta memiliki tonjolan di tiap-tiap bidang wadah dan tutup.

Sarkofagus tipe A meliputi banyak sekali bentuk hingga dapat dibedakan lagi ke dalam enam subtipe.

Sedangkan sarkofagus tipe B dan C jumlahnya sangat terbatas, sehingga tidak dapat diklasifikasikan lagi.

Ciri-ciri sarkofagus

  • Terbuat dari batu padas yang relatif lunak
  • Terdiri atas wadah dan tutup yang sama dan sebangun
  • Wadah dan tutupnya memiliki tonjolan
  • Mempunyai bidang samping, depan, belakang, atas, dan bawah
  • Bidang depan umumnya lebih lebar karena digunakan untuk meletakkan kepala mayat
  • Letaknya selalu mengarah ke sebuah gunung

 

Referensi:

  • Poesponegoro, Marwati Djoened dan Nugroho Notosusanto (Eds). (2008). Sejarah Nasional Indonesia I: Zaman Prasejarah di Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com