Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Proyek Mercusuar Soekarno

Kompas.com - 05/10/2021, 08:00 WIB
Verelladevanka Adryamarthanino ,
Nibras Nada Nailufar

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Proyek Mercusuar Soekarno adalah proyek pembangunan ibu kota agar mendapat perhatian dari luar negeri.

Proyek ini dibangun dengan tujuan agar dapat memfasilitasi Ganefo (Games of the New emerging Forces) sebagai tandingan Olimpiade serta untuk menunjukkan kepada dunia internasional bahwa Indonesia adalah negara yang besar. 

Dalam Proyek Mercusuar, Soekarno melancar enam proyek yang ia bangun.

Namun proyek ini mengorbankan perekonomian semakin buruk karena adanya pembengkakan biaya.

Baca juga: Faktor Pendukung Pembangunan Nasional

Awal Mula

Dimulainya Proyek Mercusuar berawal dari ditunjuknya Indonesia sebagai tuan rumah Asian Games pertama tahun 1962.

Untuk mendukung penyelenggaran Asian Games, maka lahirlah bangunan-bangunan yang menjadi Proyek Mercusuar Soekarno.

Tujuan Soekarno membentuk Proyek Mercusuar adalah agar Indonesia mendapat perhatian dari dunia internasional.

Saat itu, kondisi Indonesia tidak memiliki tempat untuk menyelenggarakan acara olahraga terbesar benua Asia yang diikuti 17 negara.

Namun, meski kondisi Indonesia tengah tidak mendukung dan sedang dilanda krisis keuangan, Soekarno tetap bersikukuh.

Bagi Presiden Soekarno, momen Asian Games 1962 adalah sebuah bukti untuk dunia luar, bahwa Indonesia adalah negara yang besar dan tidak dipandang sebelah mata oleh negara lain.

Baca juga: Biografi Soekarno, Pahlawan Proklamator yang Gemar Cerita Pewayangan

Proyek Mercusuar

Hanya dalam waktu empat tahun sejak pertunjukan Dewan Federasi Asian Games tanggal 25 Mei 1958, Presiden Soekarno merasa wajib untuk mewujudkan Jakarta agar dapat memberikan tampilan wajah Indonesia kepada dunia.

Presiden RI Soekarno menggunting pita pembukaan Hotel Indonesia (5/8/1962).Dok.Hotel Indonesia Presiden RI Soekarno menggunting pita pembukaan Hotel Indonesia (5/8/1962).
Enam Proyek Mercusuar yang terealisasikan pada masa kepresidenan Ir. Soekarno yaitu:

Stadion Gelora Bung Karno (GBK)

Pada 1956, Soekarno sempat berkunjung ke Moskow. Sewaktu di sana, ia sempat melihat kemegahan Stadion Lenin.

Bermula dari situ, Soekarno pun memiliki ide yang sama untuk membangun Stadion Senayan atau GBK dengan konsep kemegahan, kekokohan struktur, serta artistik dari Stadion Lenin.

Rancangan Stadion GBK dikerjakan oleh LS Tyatenko, arsitek yang mengerjakan desain Stadion Lenin.

Secara keseluruhan, pembangunan kompleks olahraga Senayan menelan biaya 12,5 juta dollar AS.

Sumber pendanannya dibantu dengan kredit yang diberikan Uni Soviet.

Hotel Indonesia

Hotel Indonesia juga dibangun untuk menyambut Asian Games 1962.

Hotel Indonesia menjadi hotel berbintang pertama yang dibangun di Jakarta, dengan 14 lantai menjuntang ke atas.

Proyek pembangunan Hotel Indonesia ini dibiayai dengan dana hasil Perjanjian Pampasan Perang dari Jepang yang resmi dibuka tanggal 5 Agustus 1962.

Jembatan Semanggi

Demi mengantisipasi kemacetan lalu lintas saat Asian Games berlangsung, Soekarno membangun Jembatan Semanggi.

Soekarno memilih nama Semanggi karena bentuk jembatan yang dibangun oleh Menteri PU Ir Sutami yang menyerupai daun Semanggi.

Jembatan Semanggi diklaim sebagai cloverlef bridge terbesar di Asia Tenggara yang diresmikan tahun 1962.

Monumen Selamat Datang

Patung Selamat Datang dibuat oleh Edhie Sunarso tahun 1961 sebagai bentuk simbolis penyambutan para tamu mancanegara.

Semua tamu asing yang datang ke Jakarta dan langsung menuju Hotel Indonesia akan langsung melihat patung Selamat Datang ini di depan mereka.

Presiden Sukarno menginspeksi konstruksi Monumen Nasional (Monas) di Jakarta. Sukarno didampingi arsitek Soedarsono. Foto diambil sekitar 1963-1964. Presiden Sukarno menginspeksi konstruksi Monumen Nasional (Monas) di Jakarta. Sukarno didampingi arsitek Soedarsono. Foto diambil sekitar 1963-1964.
Monas

Presiden Soekarno memerintah pembangunan Monas pada 17 Agustus 1961.

Soekarno ingin Monumen Nasional berada tepat di depan Istana Merdeka sebagai simbol perjuangan rakyat.

Akhirnya, Monas dibangun di Lapangan Medan Merdeka, Jakarta Pusat.
Pembangunan Monas berhasil dibangun dan dibuka untuk umum pada 12 Juli 1975.

Baca juga: Sejarah Pembangunan Monas

Gedung DPR/MPR

Pembangunan Gedung DPR/MPR secara resmi dibuka tanggal 8 Maret 1965.

Pembangunan gedung ini dimaksudkan untuk gelaran Conference of the New Emerging Forces (Conefo) pada 1966.

Selain itu, pembangunan gedung DPR/MPR juga sebagai bentuk ambisi Soekarno dalam menegaskan dan mengukuhkan kemerdekaan Indonesia melalui bentuk fisik.

Akhirnya, gedung DPR/MPR resmi dibuka melalui Surat Keputusan Presiden RI Nomor 48.

Kontroversi Proyek Mercusuar

Semua pembangunan dalam Proyek Mercusuar ini membuat beban anggaran sangat melonjak.

Akibatnya, terjadi krisis ekonomi di masa kepemimpinan Soekarno. Kebutuhan sehari-hari sulit dipenuhi dan inflasi juga meningkat tajam.

Kendati demikian, Soekarno tetap melanjutkan Proyek Mercusuarnya untuk membuktikan kepada dunia internasional bahwa Indonesia adalah negara yang besar.

 

Referensi:

  • Heuken, Adolf. (2008). Medan Merdeka, Jantung Ibukota RI. Jakarta: Yayasan Cipta Loka Caraka.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com