Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Program Pinjaman Nasional 1946

Kompas.com - 30/09/2021, 11:00 WIB

KOMPAS.com - Program Pinjaman Nasional merupakan program yang dilancarkan pemerintah untuk mengatasi kesulitan ekonomi yang terjadi pada awal kemerdekaan.

Program ini dilaksanakan di zaman Menteri Keuangan Ir. Surachman pada 1946.

Saat itu, Indonesia mengalami kesulitan keuangan. Salah satunya disebabkan oleh blokade ekonomi yang dilakukan pihak Belanda.

Lewat program ini, Indonesia berupaya mendapat pinjaman sebesar Rp 1.000.000.000 dan berhasil mengumpulkan sebanyak Rp 400.000.000.

Baca juga: Usaha-Usaha Menembus Blokade Ekonomi

Latar Belakang Program Pinjaman Nasional

Pada Januari 1946, pusat pemerintahan Indonesia pindah dari Jakarta ke Yogyakarta.

Saat itu, kondisi Jakarta sudah tidak lagi aman untuk pemerintahan Republik Indonesia karena pertempuran yang terjadi antara pejuang Republik dengan serdadu Belanda.

Kepindahan pusat pemerintahan ke Yogyakarta ini menjadi salah satu upaya darurat untuk menyelamatkan masa depan Republik.

Bukan hanya masalah keamanan, Republik Indonesia juga mengalami masalah ekonomi. Bahkan, Indoneisa hampir kehabisan uang tunai saat pemerintahan pindah ke Yogyakarta.

Oleh sebab itu, salah satu upaya untuk mengatasi hal tersebut adalah dengan mencetak uang sendiri.

Namun, pencetakan uang ini tentunya butuh waktu dan dana, sementara uang Indonesia terus defisit karena membayar pegawai dan delegasi ke luar negeri.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Rekomendasi untuk anda
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

Catatan Psikologi tentang Buddha

Catatan Psikologi tentang Buddha

Stori
Apa yang Menyebabkan UUD 1945 Mengalami Empat Kali Amandemen?

Apa yang Menyebabkan UUD 1945 Mengalami Empat Kali Amandemen?

Stori
Sejarah Berdirinya Puja Mandala

Sejarah Berdirinya Puja Mandala

Stori
Dampak Kolonialisme di Bidang Agama

Dampak Kolonialisme di Bidang Agama

Stori
Adipati Pragola II, Pemimpin Pati yang Melawan Sultan Agung

Adipati Pragola II, Pemimpin Pati yang Melawan Sultan Agung

Stori
Latar Belakang Land Rent System

Latar Belakang Land Rent System

Stori
Amru bin Abdul Wudd, Mantan Kesatria yang Membenci Nabi

Amru bin Abdul Wudd, Mantan Kesatria yang Membenci Nabi

Stori
Abdullah bin Ubay, Pemimpin Orang Munafik di Masa Rasulullah

Abdullah bin Ubay, Pemimpin Orang Munafik di Masa Rasulullah

Stori
Kisah Pembunuhan Khalifah Ali bin Abi Thalib

Kisah Pembunuhan Khalifah Ali bin Abi Thalib

Stori
Empat Tahapan Dakwah Rasulullah

Empat Tahapan Dakwah Rasulullah

Stori
Sejarah Perang Bani Musthaliq dan Fitnah Orang Munafik

Sejarah Perang Bani Musthaliq dan Fitnah Orang Munafik

Stori
Perang Daumatul Jandal, Pembuka Perjalanan Pasukan Islam

Perang Daumatul Jandal, Pembuka Perjalanan Pasukan Islam

Stori
Sejarah Perang Dzatur Riqa

Sejarah Perang Dzatur Riqa

Stori
Dampak Kolonialisme di Bidang Ekonomi

Dampak Kolonialisme di Bidang Ekonomi

Stori
Dampak Kolonialisme di Bidang Politik

Dampak Kolonialisme di Bidang Politik

Stori
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+