KOMPAS.com – Pada masa Demokrasi Terpimpin (1959-1965), Indonesia berada dalan kondisi perekonomian yang buruk.
Adapun masalah perekonomian yang dihadapi adalah:
Baca juga: Pertempuran Ambarawa: Latar Belakang, Tokoh, Akibat, dan Akhir
Untuk mengatasi hal tersebut, Indonesia pun mencoba menanggulangi permasalahan tersebut.
Namun, penanggulangan ini mengalami kegagalan.
Kegagalan pemerintah masa Demokrasi Terpimpin dalam mengatasi masalah ekonomi disebabkan karena:
Pada masa Demokrasi Terpimpin, semua aktivitas ekonomi disentralisasikan di pusat pemerintahan.
Baca juga: Mengapa Golongan Pemuda Menolak Proklamasi lewat PPKI?
Langkah-langkah yang dilakukan pemerintah untuk menunjang pembangunan ekonomi adalah:
Pada 15 Agustus 1959, dibentuk Dewan Perancang Nasional (Depernas) yang dipimpin oleh Moh. Yamin dengan anggota sejumlah 50 orang.
Tujuan dibentuknya Depernas ini adalah untuk merencanakan pembangunan ekonomi di bawah Kabinet Djuanda atau Kabinet Karya (1958).
Tugas Depernas:
Tugas Bappenas:
Baca juga: Sengketa Indonesia-Singapura
Tujuan adanya devaluasi adalah:
Pada 25 Agustus 1959, pemerintah Indonesia mengumumkan devaluasi, yaitu sebagai berikut:
Namun, usaha ini tetap tidak mampu mengatasi kemerosotan perekonomian Indonesia, terutama perbaikan dalam bidang moneter.
Baca juga: Raden Dewi Sartika: Kehidupan, Gagasan, dan Kiprahnya
Dekon dibentuk pada 28 Maret 1953. Tujuan deklarasi ekonomi sendiri adalah untuk perbaikan ekonomi secara menyeluruh.