Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Usaha-Usaha Menembus Blokade Ekonomi

Kompas.com - 12/08/2021, 14:00 WIB
Verelladevanka Adryamarthanino ,
Nibras Nada Nailufar

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Setelah proklamasi kemerdekaan pada 1945, Belanda masih berusaha menguasai Indonesia

Sejak November 1945, Belanda menerapkan blokade ekonomi atau menutup sektor perdagangan Indonesia untuk mencegah senjata masuk ke Indonesia serta hasil perkebunan milik Belanda ke Indonesia.

Untuk mengatasi masalah tersebut, Indonesia kemudian berupaya untuk menembus blokade ekonomi Belanda. 

Usaha-usaha menembus blokade ekonomi yang dilakukan Indonesia adalah:

  • Diplomasi beras ke India
  • Mengadakan hubungan dagang dengan luar negeri 

Baca juga: M Yusuf Ronodiputro, Penyiar Berita Proklamasi Kemerdekaan Indonesia

Diplomasi Beras ke India

Usaha-usaha untuk menembus blokade ekonomi Belanda dengan tujuan untuk memutus isolasi ekonomi telah dilakukan oleh pemerintah dengan berbagai cara. 

Salah satunya adalah dengan melakukan diplomasi beras ke India. 

Pada 1946, India sedang terkena bencana kelaparan. 

Mengetahui hal tersebut, pemerintah Indonesia segera memberi bantuan kepada India dengan mengirimkan 500.000 ton beras.

Alasan pemerintah mengirim bantuan tersebut adalah karena panen tahun 1946 diperkirakan akan mengalami surplus sebesar 200.000 hingga 400.000 ton. 

Harga beras yang dijual ke India juga merupakan harga yang paling rendah dibandingkan dengan negara lain. 

Pemerintah RI menganggap bahwa lebih menguntungkan menjual berasnya kepada negara sahabat dibanding kepada Belanda. 

Sebagai imbalannya, India memberikan bahan pakaian kepada rakyat Indonesia. 

Keuntungan lain yang juga diperoleh Indonesia adalah dalam forum internasional, India merupakan negara Asia yang paling aktif membantu perjuangan diplomatik Indonesia. 

Baca juga: Mengapa Belanda Tidak Mengakui Kemerdekaan Indonesia?

Mengadakan Hubungan Dagang dengan Luar Negeri

Usaha lain yang dilakukan pemerintah Indonesia adalah dengan mengadakan hubungan dagang dengan luar negeri. 

Upaya ini dirintis oleh Banking and Trading Corporation (BTC), badan perdagangan semipemerintah yang dipimpin Sumitro Djojohadikusumo dan DR Ong Eng Die.

BTC berhasil melakukan kontrak dengan perusahaan swasta Amerika Serikat. 

Dalam transaksi pertama, pihak Amerika Serikat bersedia untuk membeli barang-barang ekspor dari Indonesia seperti gula, karet, dan teh.

Selain itu, Indonesia juga menembus blokade ekonomi Belanda di Sumatera dengan tujuan Singapura dan Malaysia. 

Alasannya adalah karena jarak perairan yang relatif dekat, maka upaya ini dilakukan menggunakan perahu layar dan kapal motor cepat. 

Pelaksanaan penembusan blokade dilakukan oleh Angkatan Laut RI yang dibantu oleh pemerintah daerah penghasil barang-barang ekspor.

Awal tahun 1947, pemerintah RI membentuk perwakilan resmi di Singapura bernama Indonesia Office atau Indoff.

Indoff merupakan badan yang memperjuangkan politik di luar negeri, tetapi secara rahasia juga berusaha untuk menembus blokade. 

Indoff dipimpin oleh Oetojo Ramelan dibantu dengan beberapa rekan-rekannya.

Selain Indoff, Kementerian Pertahanan juga membentuk perwakilannya di luar negeri yang disebut Kementerian Pertahanan Usaha Luar Negeri (KPULN).

KPULN dipimpin oleh Ali Jayengprawiro.

Tugas pokok dari kementerian ini yaitu membeli senjata dan perlengkapan angkatan perang dan kemudian memasukkannya ke Indonesia.

Keberhasilan Indonesia memblokade ekonomi melalui Sumatera ini disebabkan karena pengawasan Belanda yang tidak begitu ketat. 

Perairan teritorial Sumatra yang sangat luas membuat Belanda tidak mampu melakukan pengawasan ketat. 

Alhasil, barang-barang ekspor Sumatra terutama karet dapat diselundupkan ke Singapura dengan harga 20.000.000 dollar. 

Referensi: 

  • Notosusanto, Nugroho dan Marwati Djoened Poesponegoro. (2019). Sejarah Nasional Indonesia VI Zaman Jepang dan Zaman Republik Indonesia (1942-1998). Jakarta: Balai Pustaka.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com