Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hikayat Raja-raja Pasai: Isi dan Ringkasan Ceritanya

Kompas.com - 09/08/2021, 15:00 WIB
Widya Lestari Ningsih,
Nibras Nada Nailufar

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Hikayat Raja-raja Pasai adalah sebuah karya dalam bahasa Melayu yang berisi tentang kehidupan Kerajaan Samudera Pasai.

Menurut para ahli, sastra sejarah ini diperkirakan ditulis dari zaman Sultan Malik al-Saleh hingga sebelum 1524, sebelum Samudera Pasai ditaklukkan oleh Kerajaan Aceh.

AH Hill yang pernah menyunting Hikayat Raja-raja Pasai serta menerjemahkannya ke dalam bahasa Inggris berpendapat bahwa karya ini adalah sastra Melayu yang tertua.

Namun, teks Hikayat Raja-raja Pasai yang ada saat ini adalah salinan yang dibuat oleh juru tulis Sir Stamford Raffles pada 1814, sementara naskah aslinya telah hilang.

Meski dijadikan sumber sejarah yang penting bagi Kerajaan Samudera Pasai, tetapi hikayat ini bukan sebuah teks sejarah murni.

Hal ini dikarenakan isinya telah dibumbui dengan unsur-unsur mitos dan legenda.

Kendati demikian, Hikayat Raja-raja Pasai tetap menjadi sumber sejarah yang berharga, mengingat sedikitnya peninggalan Kerajaan Samudera Pasai yang dapat dijadikan rujukan untuk mengetahui keadaan kerajaan kala itu.

Baca juga: Kerajaan Samudera Pasai: Sejarah, Masa Kejayaan, dan Peninggalan

Ringkasan Hikayat Raja-raja Pasai

Isi Hikayat Raja-raja Pasai menceritakan tentang para sultan penguasa Kerajaan Samudera Pasai, yang berdiri antara abad ke-13 hingga abad ke-16.

Kisahnya dimulai ketika ada dua orang raja bernama Ahmad dan Muhammad yang bersahabat.

Suatu ketika, keduanya berpisah dan Raja Muhammad bertemu dengan seorang putri yang kemudian diberi nama Putri Betung.

Sedangkan Raja Ahmad bertemu dengan orang tua di sebuah surau yang memberinya anak laki-laki yang diasuh oleh seekor gajah.

Anak itu kemudian diberi nama Merah Gajah, dan setelah dewasa akhirnya dinikahkan dengan Putri Betung.

Dari pernikahan mereka, Merah Gajah dan Putri Betung mendapatkan dua putra yang diberi nama Merah Silu dan Merah Hasun.

Baca juga: Sultan Mahmud Malik Az Zahir, Pembawa Kejayaan Samudera Pasai

Dalam bagian lain dari hikayat ini diceritakan bahwa Merah Silu bermimpi bertemu Nabi Muhammad yang kemudian mengislamkannya.

Nabi pun memberikan nama Malik al-Saleh kepadanya dan berpesan bahwa dalam masa 40 hari akan datang sebuah kapal dari Mekah.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com