Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pertempuran Krueng Pandjo: Latar Belakang dan Pertempurannya

Kompas.com - 10/08/2021, 14:00 WIB
Verelladevanka Adryamarthanino ,
Nibras Nada Nailufar

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Pertempuran Krueng Pandjo terjadi pada November 1945 di Aceh. 

Kala itu, tentara Jepang berniat untuk kembali menduduki Kota Bireuen. 

Namun, Angkatan Perang Indonesia (API), yang mengetahui niatan mereka, segera menyiapkan pasukan untuk menghalau para tentara Jepang. 

Penghadangan ini dipimpin oleh Teuku Hamzah dari API, didampingi Letnan Agus Husin, Letnan TA Hamdani, Letnan Nyak Do, dan Letnan Yusuf Ahmad.

Di tempat penghadangan, Gampong Pante Gajah, telah dilakukan pembongkaran rel kereta api di tikungan ujung jembatan Crang Meunje.

Sang masinis berdarah Aceh segera melompat dan melarikan diri. Alhasil, tentara Jepang berusaha untuk menyelamatkan diri, tetapi gagal.

Pertempuran antara tentara Jepang dan pasukan Aceh berakhir pada 26 November 1945, ketika tempat perlindungan senjata tentara Jepang telah hanyut terbawa air.

Air tersebut berasal dari bendungan air yang dibuka oleh pasukan Aceh. Akhirnya, tentara Jepang memutuskan menyerah kepada pasukan Aceh.

Baca juga: Serangan Umum 1 Maret 1949: Latar Belakang, Aksi, dan Dampak

Latar Belakang

Krueng Pandjo merupakan salah satu wilayah yang saat itu tidak asing lagi di mata penjajah, terutama Jepang. 

Waktu itu, ada satu batalion tentara Jepang asal Bireuen sedang menunggu pemulangan mereka oleh tentara Sekutu di Lhokseumawe.

Dengan menggunakan senjata api yang terdiri atas sembilan gerbong dan tiga gerobak bagasi, mereka bergerak dari Lhokseumawe ke Bireuen pada 24 November 1945.

Tujuan kedatangan mereka ini untuk kembali menduduki Kota Bireuen dan merampas senjata setelah diambil paksa oleh Tentara Keamanan Rakyat (TKR). 

Namun pada 23 November 1945, rencana pergerakan mereka ini telah diketahui lebih dulu oleh pimpinan Angkatan Perang Indonesia (API) di Bireuen. 

Untuk mengantisipasi gerakan para tentara Jepang, maka API segera mempersiapkan pasukan mereka dan barisan rakyat untuk menghadang tentara Jepang di Krueng Pandjo.

Penghadangan ini dipimpin oleh Teuku Hamzah dari API, didampingi Letnan Agus Husin, Letnan TA Hamdani, Letnan Nyak Do, dan Letnan Yusuf Ahmad. 

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com