Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Hikayat Raja-raja Pasai: Isi dan Ringkasan Ceritanya

Menurut para ahli, sastra sejarah ini diperkirakan ditulis dari zaman Sultan Malik al-Saleh hingga sebelum 1524, sebelum Samudera Pasai ditaklukkan oleh Kerajaan Aceh.

AH Hill yang pernah menyunting Hikayat Raja-raja Pasai serta menerjemahkannya ke dalam bahasa Inggris berpendapat bahwa karya ini adalah sastra Melayu yang tertua.

Namun, teks Hikayat Raja-raja Pasai yang ada saat ini adalah salinan yang dibuat oleh juru tulis Sir Stamford Raffles pada 1814, sementara naskah aslinya telah hilang.

Meski dijadikan sumber sejarah yang penting bagi Kerajaan Samudera Pasai, tetapi hikayat ini bukan sebuah teks sejarah murni.

Hal ini dikarenakan isinya telah dibumbui dengan unsur-unsur mitos dan legenda.

Kendati demikian, Hikayat Raja-raja Pasai tetap menjadi sumber sejarah yang berharga, mengingat sedikitnya peninggalan Kerajaan Samudera Pasai yang dapat dijadikan rujukan untuk mengetahui keadaan kerajaan kala itu.

Ringkasan Hikayat Raja-raja Pasai

Isi Hikayat Raja-raja Pasai menceritakan tentang para sultan penguasa Kerajaan Samudera Pasai, yang berdiri antara abad ke-13 hingga abad ke-16.

Kisahnya dimulai ketika ada dua orang raja bernama Ahmad dan Muhammad yang bersahabat.

Suatu ketika, keduanya berpisah dan Raja Muhammad bertemu dengan seorang putri yang kemudian diberi nama Putri Betung.

Sedangkan Raja Ahmad bertemu dengan orang tua di sebuah surau yang memberinya anak laki-laki yang diasuh oleh seekor gajah.

Anak itu kemudian diberi nama Merah Gajah, dan setelah dewasa akhirnya dinikahkan dengan Putri Betung.

Dari pernikahan mereka, Merah Gajah dan Putri Betung mendapatkan dua putra yang diberi nama Merah Silu dan Merah Hasun.

Dalam bagian lain dari hikayat ini diceritakan bahwa Merah Silu bermimpi bertemu Nabi Muhammad yang kemudian mengislamkannya.

Nabi pun memberikan nama Malik al-Saleh kepadanya dan berpesan bahwa dalam masa 40 hari akan datang sebuah kapal dari Mekah.

Selang 40 hari sejak mimpi tersebut mendatangi Merah Silu, sebuah kapal yang membawa seorang ulama bernama Syeikh Ismail dari Mekah berlabuh di pelabuhan Samudera.

Syeikh Ismail kemudian mengislamkan Merah Silu dan seluruh rakyat Samudera.

Merah Silu yang telah berubah nama menjadi Malik al-Saleh menikah dengan Putri Ganggang Sari, putri raja Perlak, dan memiliki putra bernama Malikul Thahir.

Setelah menikah, Malikul Thahir memiliki dua putra yang bernama Malik al-Mahmud dan Malik al-Mansyur.

Merah Silu dan keturunannya inilah yang akhirnya menjadi sultan di Kerajaan Samudera Pasai.

Hikayat ini diakhiri dengan kisah penyerangan Kerajaan Majapahit atas Samudera Pasai dan kerajaan-kerajaan di Sumatera lainnya.

Referensi:

  • Wismulyani, Endar. (2018). Kitab-Kitab dari Abad Silam. Klaten: Cempaka Putih.

https://www.kompas.com/stori/read/2021/08/09/150000479/hikayat-raja-raja-pasai-isi-dan-ringkasan-ceritanya

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke