Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengapa Maluku Dijuluki The Spicy Island?

Kompas.com - 11/07/2021, 11:55 WIB
Widya Lestari Ningsih,
Nibras Nada Nailufar

Tim Redaksi

KOMPAS.com - The Spicy Island merupakan julukan untuk Kepulauan Maluku.

Julukan ini disematkan sejak lama karena tanah Maluku adalah penghasil rempah-rempah terbesar.

Rempah-rempah seperti cengkih dan pala inilah yang kemudian membawa Maluku ke dalam rantai perdagangan di nusantara maupun antarbangsa.

Bahkan ketika bangsa-bangsa Eropa sampai di nusantara pada awal ke-16, wilayah Maluku kerap diperebutkan karena kekayaan rempah-rempahnya.

Maluku dan dunia niaga internasional

Keterlibatan Maluku di dunia perdagangan internasional berkaitan erat dengan hasil cengkih dan pala.

Sejak zaman dulu, rempah-rempah tersebut telah menjadi komoditas utama dalam dunia perdagangan dan banyak penggemarnya.

Pada masa pemerintahan kerajaan-kerajaan maritim di nusantara seperti Sriwijaya dan Majapahit, mereka menghidupkan jalur dagang Ternate, Hitu, Jawa Timur, dan China.

Dari situlah para pedagang dari China dan India mengetahui bahwa Maluku terlibat dalam perdagangan di Asia Tenggara berkat hasil rempah-rempahnya yang berlimpah.

Kepulauan Maluku pun semakin ramai karena menjadi pusat perdagangan rempah-rempah yang disinggahi para pedagang dari berbagai negara.

Pada sekitar abad ke-15, kerajaan Hindu-Buddha di nusantara mulai digantikan oleh kerajaan bercorak Islam.

Di Maluku terdapat dua kerajaan Islam, yaitu Ternate dan Tidore, yang menguasai perdagangan di Kepulauan Maluku.

Baca juga: Latar Belakang VOC Mampu Memonopoli Perdagangan Rempah-Rempah

Diperebutkan bangsa Eropa

Setelah jatuhnya Konstantinopel pada pertengahan abad ke-15, bangsa-bangsa Eropa mulai mencari jalan ke dunia Timur untuk menemukan pulau rempah-rempah.

Maka tibalah bangsa Portugis, yang pertama kali datang ke Maluku pada 1512.

Kemudian menyusul bangsa Spanyol pada 1521, Inggris, dan kemudian Belanda pada 1599.

Bangsa-bangsa Eropa ini kemudian berlomba-lomba untuk menguasai perdagangan rempah-rempah di Maluku.

Akibat persaingan Portugis dan Spanyol, perdagangan rempah di Ternate mengalami pasang surut.

Pada akhirnya, VOC yang dibentuk oleh Belanda berhasil monopoli perdagangan rempah-rempah di Kepulauan Maluku.

 

Referensi:

  • Pattikayhatu, J.A. (2018). Maluku: Sebelum Kedatangan Bangsa Eropa dan Selama Penjajahan. Yogyakarta: Citra Aji Parama.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com