KOMPAS.com - K.H.R As'ad Syamsul Arifin adalah seorang ulama besar sekaligus tokoh dari organisasi Islam Nahdlatul Ulama (NU).
Jabatan terakhir yang ia emban dalam NU adalah sebagai Dewan Penasihat Pengurus Besar NU.
Pada 1920, K.H.R As'ad Syamsul Arifin mendongkrak semangat perjuangan dan dakwah Islam melalui Barisan Pelopor.
Barisan Pelopor adalah wadah dalam membina mantan bandit di Pesantren Sukorejo untuk dakwah dan perjuangan.
Oleh karena itu, Arifin juga disebut sebagai pengasuh Pondok Pesantren Salafiyah Syafi'iyah di Sukorejo.
Baca juga: Tokoh-Tokoh Revolusi Rusia
K.H.R As'ad Syamsul Arifin lahir di Mekkah, Saudi Arabia, tahun 1897. Ia merupakan putra dari KH Syamsul Arifin dan Siti Maimunah.
Ketika berusia enam tahun, Arifin dibawa oleh orang tuanya kembali ke Pamekasan, Jawa Timur.
Di sana mereka tinggal di Pondok Pesantren Kembang Kuning, Pamekasan, Madura.
Setelah lima tahun menetap, sang ayah mengajak K.H.R As'ad Syamsul Arifin pindah ke Asembagus, Situbondo.
Kemudian K.H.R As'ad Syamsul Arifin pindah ke Pulau Jawa untuk menyebarkan agama Islam.
Sejak berusia 12 tahun, Arifin telah merantau dari satu pesantren ke pesantren lain. Pondok pesantren pertama yang ia tuju adalah Sidogiri Pasuruan.
Di pondok tersebut ia banyak menimba ilmu sekaligus mengabdi sebagai seorang ustaz.
Selang beberapa waktu, ia berpindah ke Pondok Pesantren Langitan, Tuban. Terakhir ia berpindah ke Mekah, bersama Kiai Nawawi. Di sana ia belajar di Madrasah Shalatiyah.
Madrasah ini menjadi madrasah yang sebagian besar murid dan gurunya berasal dari Melayu.
K.H.R As'ad Syamsul Arifin kembali ke Indonesia tahun 1924.
Baca juga: Sukarni Kartodiwirjo: Masa Muda, Peran, Perjuangan