Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jamaluddin al-Afghani: Biografi, Pemikiran, dan Ide Pembaharuan

Kompas.com - 01/07/2021, 06:00 WIB
Widya Lestari Ningsih,
Nibras Nada Nailufar

Tim Redaksi

Pada masa pemerintahan Muhammad Azham Khan, Jamaluddin diangkat menjadi perdana menteri.

Namun, hal itu tidak berlangsung lama karena campur tangan Inggris dalam urusan politik di Afghanistan.

Jamaluddin memilih bertolak kembali ke India dan Mekkah pada 1869 demi menghindari pengaruh buruk yang mungkin menimpanya.

Perjalanannya ke Mekkah untuk kedua kalinya ini menjadi awal dari keterlibatannya dalam kegiatan politik Islam internasional.

Baca juga: Historiografi pada Masa Islam di Nusantara

Pemikiran Jamaluddin al-Afghani

Setelah pergi ke Mekkah untuk kedua kalinya, Jamaluddin mulai mencurahkan perhatian dan pemikirannya pada pembebasan dunia Islam dari penjajahan Barat.

Ia sering memikirkan dua masalah yang dianggap sangat vital, yaitu mundurnya umat Islam dan penetrasi Barat ke tubuh umat Islam.

Jamaluddin kemudian mengembara dari satu negeri ke negeri lainnya untuk mengingatkan para muslim supaya bangkit dan bersatu, melawan imperialisme bangsa-bangsa Barat.

Selain itu, Jamaluddin bahkan pergi ke jantung negeri Barat, seperti Paris dan Amerika untuk melihat langsung sistem nilai kehidupan mereka.

Dari pengembaraannya yang luas, wawasannya pun bertambah, sehingga ia bisa menyimpulkan penyakit kronis yang menggerogoti umat Islam, di antaranya.

  • Absolutisme dan despotisme penguasa muslim
  • Sikap keras kepala dan keterbelakangan umat Islam dalam sains dan peradaban
  • Menyebarnya pemikiran korup dan merusak cara berpikir, seperti takhayul, bid'ah, dan khurafat
  • Kolonialisme dan imperialisme Barat

Baca juga: Peninggalan Sejarah Islam di Indonesia

Ide-ide pembaharuan Jamaluddin al-Afghani

Untuk mengobati penyakit-penyakit tersebut, Jamaluddin mempunyai beberapa ide pembaharuan, di antaranya.

Menggerakkan rakyat supaya mengadakan revolusi

Dalam pengalamannya melakukan kunjungan ke berbagai negara Islam, Jamaluddin melihat kenyataan bahwa dunia Islam didominasi oleh pemerintahan yang otokrasi dan absolut.

Para penguasa dunia Islam menjalankan kekuasaannya sebagaimana kehendak mereka tanpa terikat pada konstitusi.

Untuk membangun pemerintahan yang bersih, maka rakyat harus mengadakan revolusi guna menentang kesewenang-wenangan penguasa mereka.

Memperbaiki akidah umat Islam

Jamaluddin berusaha memperbaiki akidah umat yang telah terkontaminasi dengan mengembalikan mereka ke sistem kepercayaan (akidah) Islam yang benar.

Menurutnya, penyimpangan dari akidah Islam membuat umat tidak mampu menjadi manusia yang terhormat.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com