Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Perkembangan Nasionalisme di Indonesia

Perkembangan nasionalisme di Indonesia sendiri dibagi menjadi beberapa periode yakni:

Masa Perintis (1908-1927)

Munculnya nasionalisme Indonesia pada masa perintis ditandai dengan munculnya organisasi-organisasi pergerakan nasional. 

Salah satunya Budi Utomo, sebuah organisasi yang terbentuk pada tanggal 20 Mei 1908 oleh Dr. Soetomo dan para mahasasiswa STOVIA, Goenawan Mangoenkoesoemo dan Soeraji.

Budi Utomo memiliki program utama mengusahakan perbaikan pendidikan dan pengajaran. 

Sebab kala itu pemerintah kolonial sedang melakukan program edukasinya melalui politik etisnya. 

Masa Penegas dan Percobaan (1928-1942)

Masa Penegas 

Perkembangan nasionalisme di Indonesia pada masa penegas ditandai dengan adanya Sumpah Pemuda 1928. 

Sumpah Pemuda dibentuk pada 28 Oktober 1928 yang berisikan sebuah sumpah meliputi satu bangsa bersatu tanah air, satu bangsa, serta satu bahasa yaitu bahasa Indonesia. 

Di sekitar tahun 1928, imperaliasme Belanda berhasil menyebarkan percikan perpecahan. Berbagai perkumpulan kedaerahan mulai muncul, salah satunya Jong Java. 

Hal ini kemudian memicu para tokoh revolusioner Indonesia untuk menjebol dinding kedaerahan tersebut. 

Maka para pemuda revolusioner seperti Moh. Yamin, Suyono Hadinoto, J. Leimena, Rohyani, W.R. Supratman, Adnan K. Gani, dan lainnya berinisiatif untuk mempersiapkan suatu kongres.

Tujuan dari kongres tersebut adalah untuk mengetahui bagaimana cara mempersatukan pemuda-pemuda Indonesia. 

Sehingga pada tanggal 28 Oktober 1928 pukul 23.00 WIB di Wisma Indonesia, Jakarta, dikumandangkanlah Sumpah Pemuda. 

Sumpah ini menjadi bentuk serangan langsung terhadap para kaum kolonial. 

Masa Percobaan

Pada masa perkembangan nasionalisme Indonesia ini, bangsa Indonesia melakukan banyak gerakan gebrakan dengan bergabung dalam organisasi yang tujuannya untuk meminta kemerdekaan dari Belanda. 

Beberapa organisasi bergabung dengan Gabungan Politik Indonesia (GAPI), organisasi ini mengusulkan agar Indonesia berparlemen. 

Namun kala itu, permintaan Indonesia untuk merdeka masih belum berhasil. 

Masa Pendobrak (1942-1945)

Pada masa ini, Indonesia masih dalam masa penjajahan Jepang. 

Indonesia terus mengajukan tuntutan kepada pemerintah jajahan, Jepang, yaitu kemerdekaan. 

Pada tanggal 6 Agustus 1945, jatuh sebuah bom atom Amerika Serikat di Jepang yang dikenal dengan nama bom Hiroshima. 

Dari kejadian tersebut, Jepang mulai menyadari bahwa negara mereka mulai mendekati ke titik kekalahan. 

Jepang pun membutuhkan bantuan dari bangsa Indonesia, sehingga pada tanggal 7 Agustus 1945, Jenderal Terauchi menjanjikan bahwa suatu saat Jepang akan memberikan kemerdekaan kepada Indonesia. 

Kemerdekaan tersebut disebut sebagai Kemakmuran Bersama Asia Timur Raya. 

Namun pada 15 Agustus 1945, Jepang tiba-tiba menyerah tanpa syarat kepada Sekutu yang diikuti dengan lenyapnya janji kemerdekaan yang Jepang berikan untuk Indonesia. 

Meskipun berita kekalahan Jepang terhadap Sekutu itu sangat dirahasiakan, sampai jugalah berita tersebut di Indonesia berkat ketangkasan para pemuda yang bekerja di kantor berita Jepang.

Begitu para pemuda Indonesia mendengar berita Jepang menyerah tanpa syarat kepada Sekutu, para pemuda Indonesia langsung membawa Soekarno dan Hatta ke Rengasdengklok.

Setelah melalui berbagai macam perjalanan panjang dan perundingan, diputuskan bahwa Soekarno akan memproklamasikan kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945.

Referensi:

  • Hobsbawn, E.J. (1992). Nasionalisme Menjelang Abad XXI. Yogyakarta: Tiara Wacana.
  • Kartodirdjo, S. (1967). Kolonialisme dan Nasionalisme di Indonesia. Lembaran Sejarah No.1.

https://www.kompas.com/stori/read/2021/04/13/133015479/perkembangan-nasionalisme-di-indonesia

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke