Di mana, zat yang mengalami proses reduksi ini akan menjadi lebih negatif.
Dari kedua teori tersebut dan reduksi yang tak hanya dilihat dari penangkapan oksigen dan hidrogen melainkan sebagai proses perpindahan elektron dari zat yang satu satu ke zat yang lainnya.
Baca juga: Pengertian dan Cara Menyetarakan Reaksi Redoks
Konsep reaksi redoks yang melibatkan perpindahan elektron ini cuma dapat terjadi pada senyawa ionik saja.
Sementara itu, pada senyawa kovalen tidak. Oleh sebab itulah, timbul konsep redoks yang ketiga, yakni berdasarkan perubahan bilangan oksidasi atau disebut juga biloks.
Bilangan oksidasi merupakan muatan positif dan negatif pada suatu atom. Unsur bilangan oksidasi positif ini sendiri umumnya sebuah atom-atom unsur logam, misalnya Na, Fe, Mg, Ca, dan unsur logam lainnya.
Sedangkan, unsur bilangan oksidasi negatif umumnya merupakan sebuah atom-atom unsur non logam, contohnya O, Cl, F, dan unsur non logam lainnya.
Menurut konsep perubahan bilangan oksidasi, menyatakan bahwa reaksi reduksi yaitu sebuah reaksi yang mengalami penurunan bilangan oksidasi. Sementara itu, reaksi oksidasi sendiri merupakan reaksi yang mengalami kenaikan bilangan oksidasi.
Baca juga: Reaksi Oksidasi Reduksi dan Konsep Redoks
Ada delapan aturan dalam menentukan bilangan oksidasi suatu atom yang wajib diketahui, sebagai berikut:
Contoh bebas berbentuk atom.
C, Ca, Cu, Na, Fe, Al, Ne = 0
Contoh bebas berbentuk molekul.
H2, O2, CI2, P4, S8, = 0
Misalnya:
Bilangan oksidasi ion monoatom Na+, Mg2+, dan AI3+ secara berturut-turut ini yakni +1, +2, dan +3.
Bilangan oksidasi ion poliatom NH4+, SO42-, dan PO43- berturut-turut adalah +1, -2, dan -3.
Contoh bilangan oksidasi Na dalam senyawa NaCl yaitu +1
Seperti: IA = H, Li, Na, K, Rb, Cs, Fr = +1.
Contoh bilangan oksidasi Mg dalam senyawa MgSO2 yaitu +2.
Seperti: IIA = Be, Mg, Ca, Sr, Ba, Ra = +2.