Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Biliu, Pakaian Adat Gorontalo

Kompas.com - 25/02/2021, 19:15 WIB
Ari Welianto

Penulis

KOMPAS.com - Pakaian Biliu dan Makuta merupakan pakaian adat tradisional dari Provinsi Gorontalo.

Pakaian adat Biliu dikenakan oleh perempuan, sedangkan Makuta kenakan oleh laki-laki.

Pakaian adat tersebut adalah pakaian pengantin Gorontalo yang memiliki ciri khas dan keunikan. Umumnya pakaian adat tersebut dipakai untuk pernikahan.

Dikutip dari buku Storypedia: Nusantara (2013), pakaian yang biasa dikenakan oleh penganti perempuan disebut Biliu. Pakaian Biliu terdiri dari hiasan kepala, baju kurung, kalung bersusun, sarung dan ikat pinggang.

Biasanya rambut perempuan disanggul dengan bentuk sederhana dan dihiasi kembang emas.

Sementara pakaian pengantin laki-laki disebut Makuta atau Pulawala. Pada pakaian laki-laki tertutup yang dipadukan dengan celana panjang.

Di mana dilengkapi penutup kepala dan kain sarung yang dililitkan di pinggang. Kemudian senjata tradisional wamilo yang diselipkan di lilitan sarung.

Baca juga: Laku Tepu, Pakaian Adat Sulawesi Utara

Sejarah pakaian adat

Pakaian Biliu sudah ada di daerah Gorontalo sejak lama.

Biliu adalah pakaian yang dikenakan oleh pengantin perempuan yang terdiri atas blus dan rok panjang yang memperlihatkan ayuwa (sikap) dan popoli (tingkah laku), termasuk sifat dan pembawaan didalam lingkungan keluarga.

Dilansir dari situs Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud), pada awal abad ke-21 daerah Gorontalo diperintah oleh seorang Sultan yang bernama Amay.

Saat itulah juga masuknya agama Islam ke Gorontalo yang sebelumnya telah memperoleh ijin dan restu dari Sultan Amay untuk penyebarannya.

Maka mulai dari abad ke-21 hingga sekarang seluruh penduduk asli Gorontalo (Uduluwu Limo Lo Pohalaa) menganut ajaran agama Islam.

Pada 1630, menikahlah Sultan Amay dengan seorang puteri bernama Awutango dari kerajaan Palasa.

Pesta pernikahan dilaksanakan dengan adat yang bersendikan syaraa, syaraa bersendikan kitabullah (Al Quran).

Baca juga: Masjid Menara Kudus, Bentuk Akulturasi Budaya

Pada saat peminangan yang dilaksanakan dengan adat Gorontalo dan telah ditetapkan pakaian yang akan dipakai waktu bersanding (Mopipide) adalah Paluwala untuk Sultan Amay dan Biliu untuk sang puteri.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com