Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Nilai-Nilai pada Tradisi Sekaten

Kompas.com - 25/02/2021, 16:17 WIB
Serafica Gischa

Penulis

KOMPAS.com - Keanekaragaman budaya Indonesia menajdi aset yang harus dilestarikan, khususnya bagi generasi muda.

Di Indonesia banyak sekali tradisi yang bertujuan untuk menjaga kedamaian, kerukunan, keselamatan, dan bentuk syukur.

Tradisin sekaten merupakan salah satu wujud warisan budaya suku Jawa yang sampai saat ini masih dilestarikan oleh masyarakat yang meyakininya.

Dalam buku Upacara Tradisional Sekaten Daerah Istimewa Yogyakarta (1991) oleh Soepanto, tradisi sekaten adalah suatu perayaan maulud Nabi Muhammad SAW selama tujuh hari lamanya.

Tujuan dari penyelenggaraan sekaten ini, selain memperingati kelahiran Nabi Muhammad juga sebagai sarana penyebaran agama Islam. Di mana tradisi ini dibawa langsung oleh salah satu dari Wali Songo, yakni Sunan Kalijogo.

Baca juga: Keragaman Budaya: Sifat dan Manfaatnya

Tradisi upacara sekaten merupakan suatu tradisi yang diwariskan oleh nenek moyang, yang sampai sekarang sudah mengalami perkembangan dan perubahan.

Awalnya, upacara sekaten diselenggarakan tiap tahun oleh raja-raja Hindu sebagai wujud selamatan atau doa untuk arwah para leluhur.

Di tanah Jawa, lahirnya Kerajaan Demak menandai perkembangan agama Islam tumbuh. Kemudian membawa tradisi sekaten sebagai usaha untuk memperluas serta memperdalam agama Islam bagi orang Jawa.

Di mana tradisi tersebut sampai saat ini masih dilakukan dan dilestarikah oleh Keraton Yogyakarta dan Surakarta. Terdapat tiga pendapat mengenai asal-usul nama sekaten, yaitu:

  1. Kata sekaten berasal dari perangkat gamelan pusaka keraton yang ditabuh dalam rangka acara peringatan hari kelahiran Nabi Muhammad SAW.
  2. Kata sekaten berasal dari kata suku dan ati, yang artinya senang hati. Karena pada waktu memperingati hari kelahiran Nabi Muhammad SAW, mereka sedang dalam keadaan senang.
  3. Sekaten diambil dari bahasa Arab, Syahadatain yang artinya dua kalimat sahadat.

Baca juga: Keberagaman Sosial Budaya dan Masalahnya

Nilai-nilai tradisi sekaten

Sekaten merupakan proses Islamisasi yang dilakukan okleh Sunan Kalijaga dan raja Keraton Demak sebagai media dakwah dalam penyebaran Islam.

Berdasarkan buku Pengantar Ilmu Sejarah (2011) oleh Rahman Hamid, terdapat beberapa nilai yan terkandung dalam tradisi sekaten, yaitu:

  • Nilai agama

Sunan Kalijaga menggunakan gamelan untuk berdakwah. Hal ini karena masyarakat sangat gemar dengan gamelan. Sehingga pada saat perayaan kelahiran Nabi Muhammad SAW diadakan penabuhan gamelan.

Jika masyarakat sudah berkumpul, momen tersebut digunakan Sunan Kalijaga untuk memberikan pelajaran mengenai agama Islam. Sehingga hubungan sekaten dan agama Islam cukup kuat karena bertujuan sebagai penyebaran agama Islam.

Baca juga: Perancangan dan Produksi Kerajinan Obyek Budaya Lokal

  • Nilai pendidikan

Tradisi sekaten bisa menjadi sarana pembelajaran bagi generasi muda untuk mengetahu adat istiadat serta budaya yang ada di Indonesia, khususnya Jawa.

Di sekaten, generasi muda bisa mempelajari mengenai budaya, gamelan, serta nilai-nilai luhur dari pendahulu.

  • Nilai ekonomi

Seiring dengan perkembangan zaman, sekaten mulai dimanfaatkan dalam sektor perdagangan. Sekaten menjadi ladang masyarakat untuk berdagang.

Para pengunjung yang datang untuk turut serta merayakan Sekaten dapat membeli berbagai makanan, minuman, souvenir, atau barang lainnya. Sekaten mampu memberikan pemasukan yang cukup besar.

Baca juga: Wirausaha Kerajinan dengan Obyek Budaya Lokal

  • Nilai sosial

Sekaten memiliki beragam fungsi sosial bagi masyarkat, salah satunya sebagai ajang interaksi sosial masyarakat. Sekaten dapat dirasakan semua kalangan tanpa memandang status sosial.

Dengan adanya sekaten, masyarakat berkumpul dengan rasa soilidaritas dan perdamaian. Tentunya dengan sekaten mampu mempersatukan setiap individu yang datang dalam perayaan tersebut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

3 Wujud Kebudayaan beserta Contohnya

3 Wujud Kebudayaan beserta Contohnya

Skola
4 Struktur Pelindung Mata, Apa Saja Itu?

4 Struktur Pelindung Mata, Apa Saja Itu?

Skola
Macam-macam Gangguan Telinga dan Penyebabnya

Macam-macam Gangguan Telinga dan Penyebabnya

Skola
Sifat-sifat Kebudayaan beserta Contohnya

Sifat-sifat Kebudayaan beserta Contohnya

Skola
5 Cara Penerapan Ragam Hias pada Bahan Tekstil

5 Cara Penerapan Ragam Hias pada Bahan Tekstil

Skola
Mengenal 4 Jenis Seni Grafis

Mengenal 4 Jenis Seni Grafis

Skola
Mengenal 5 Tema dalam Seni Lukis

Mengenal 5 Tema dalam Seni Lukis

Skola
Faktor Risiko, Diagnosis, dan Pencegahan Kleptomania

Faktor Risiko, Diagnosis, dan Pencegahan Kleptomania

Skola
Pengertian, Gejala, Penyebab dari Kleptomania

Pengertian, Gejala, Penyebab dari Kleptomania

Skola
Pengertian dan Gejala Cairan Paru-paru atau Efusi Pleura

Pengertian dan Gejala Cairan Paru-paru atau Efusi Pleura

Skola
Model Komunikasi Newcomb: Asumsi dan Contohnya

Model Komunikasi Newcomb: Asumsi dan Contohnya

Skola
Apa yang Dimaksud dengan Anak Mandiri?

Apa yang Dimaksud dengan Anak Mandiri?

Skola
Bagaimana Cara Menghargai Pekerjaan Seseorang?

Bagaimana Cara Menghargai Pekerjaan Seseorang?

Skola
5 Manfaat Debat yang Harus Kamu Ketahui

5 Manfaat Debat yang Harus Kamu Ketahui

Skola
Mengenal 5 Bahaya Penyalahgunan Narkoba

Mengenal 5 Bahaya Penyalahgunan Narkoba

Skola
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com