Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 21/03/2024, 06:00 WIB
Lulu Lukyani

Penulis

KOMPAS.com - Hampir tidak ada seorang pun yang dapat mengingat kenangan masa kecil ketika bayi, sebuah fenomena yang dikenal sebagai amnesia infantil.

Faktanya, hal ini bukan karena kita tidak menyimpan informasi saat kita masih anak-anak. Kemungkinan besar, amnesia infantil terjadi karena pada usia bayi, otak belum berfungsi untuk menggabungkan informasi ke dalam pola saraf kompleks yang kita kenal sebagai ingatan.

Anak-anak dapat mengingat banyak hal, seperti siapa orangtuanya, siapa nama gurunya, dan sebagainya. Ini disebut "memori semantik".

Namun, hingga usia antara 2 dan 4 tahun, anak-anak biasanya kekurangan “memori episodik”, yakni ingatan mengenai detail peristiwa tertentu.

Baca juga: Bakteri Punya Ingatan yang Diwariskan dari Generasi ke Generasi

Ingatan semacam itu disimpan di beberapa bagian permukaan otak atau “korteks”. Misalnya, memori suara diproses di korteks pendengaran di sisi otak, sedangkan memori visual dikelola oleh korteks visual di bagian belakang. Suatu wilayah otak yang disebut hipokampus mengikat semua bagian yang tersebar menjadi satu.

Patricia Bauer, profesor psikologi di Universitas Emory, menjelaskan, jika korteks diibaratkan sebagai hamparan bunga, ada bunga di seluruh bagian atas kepala manusia. Hipokampus, yang terletak rapi di tengah-tengah otak, bertanggung jawab untuk menyatukan dan mengikatnya dalam sebuah karangan bunga.

Dengan demikian, memori dapat diartikan sebagai karangan bunga, yakni pola saraf keterkaitan antara bagian otak tempat memori disimpan.

Lebih lanjut, menurut Nora Newcombe, profesor psikologi di Temple University, Philadelphia, anak-anak mungkin gagal merekam memori tertentu hingga rentang usia 2 hingga 4 tahun karena saat itulah hipokampus mulai mengikat potongan-potongan informasi menjadi satu.

Baca juga: Bayi Memiliki Tulang Lebih Banyak dari Orang Dewasa

Newcombe mengatakan bahwa untuk anak-anak yang lebih muda dari rentang usia tersebut, memori episodik mungkin menjadi terlalu rumit.

Teori lain tentang ingatan masa kecil

Teori lain menyatakan bahwa kita sebenarnya menyimpan kenangan awal ini saat masih anak-anak, tetapi kesulitan mengingatnya saat dewasa.

Misalnya, sebuah studi tahun 2023 yang diterbitkan dalam jurnal Science Advances menemukan bahwa ingatan masa kecil yang "terlupakan" dapat dipulihkan kembali pada tikus dewasa dengan menstimulasi jalur saraf yang relevan dengan ingatan tertentu dengan cahaya.

Para peneliti studi ini pertama kali mengeksplorasi faktor-faktor perkembangan yang dapat memengaruhi amnesia masa kanak-kanak. Mereka menemukan, tikus dengan karakteristik kondisi perkembangan saraf gangguan spektrum autisme (ASD) mampu mengingat kembali kenangan masa kecilnya.

Autisme mempunyai banyak penyebab, tetapi sebelumnya telah dikaitkan dengan aktivasi berlebihan sistem kekebalan tubuh ibu selama kehamilan. Jadi, untuk membuat tikus dengan ASD, para peneliti menstimulasi sistem kekebalan tubuh tikus betina selama kehamilan.

Baca juga: Seberapa Akurat Ingatan Masa Kecil Kita?

Aktivasi kekebalan ini membantu mencegah hilangnya ingatan awal dengan memengaruhi ukuran dan plastisitas sel memori khusus di otak tikus. Ketika sel-sel ini distimulasi secara optik pada tikus dewasa tanpa autisme, ingatan yang terlupakan dapat dipulihkan.

Meskipun penelitian ini dilakukan pada tikus dan belum diteliti pada manusia, penelitian ini memiliki implikasi yang signifikan untuk meningkatkan pemahaman para ahli tentang memori dan lupa dalam perkembangan anak, serta fleksibilitas kognitif secara keseluruhan dalam konteks autisme.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com