Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Studi Temukan Pola Makan yang Bisa Atasi Kebiasaan Ngorok saat Tidur

Kompas.com - 24/02/2024, 16:09 WIB
Lulu Lukyani

Penulis

KOMPAS.com - Tidur mendengkur bisa menjadi pengalaman yang mengganggu bagi banyak orang. Namun, tidak perlu khawatir karena kini para peneliti telah menemukan pola makan terbaik untuk mengatasi masalah ini.

Orang yang menderita kondisi yang dikenal sebagai obstructive sleep apnea (OSA) tersebut lebih berisiko terkena tekanan darah tinggi, stroke, penyakit jantung, dan diabetes tipe 2.

Pasalnya, kondisi tersebut membuat mereka terbangun beberapa kali di malam hari akibat dengkuran yang keras serta pernapasan yang tiba-tiba terhenti.

Menurut sebuah studi baru yang diterbitkan dalam jurnal ERJ Open Research, solusi dari masalah tersebut adalah pola makan yang tinggi sayur-sayuran, buah-buahan, biji-bijian, dan kacang-kacangan.

Untuk mengujinya, para peneliti dari Flinders University di Adelaide, Australia, menggunakan data dari 14.210 orang yang mengikuti Survei Pemeriksaan Kesehatan dan Gizi Nasional AS.

Baca juga: Studi Jelaskan Dampak Pola Makan Vegan bagi Kucing

Peserta harus membuat daftar semua makanan yang mereka makan selama 24 jam terakhir. Tim peneliti kemudian mengkategorikan jawaban mereka ke dalam tiga pola makan, yakni pola makan nabati yang sehat, pola makan nabati yang tidak sehat, dan pola makan hewani (termasuk lemak hewani, susu, telur, ikan dan makanan laut lainnya, serta daging merah).

Pola makan nabati yang tidak sehat mencakup banyak karbohidrat olahan (seperti pasta dan roti), kentang, minuman manis, permen, makanan penutup, dan makanan asin.

Peserta juga menjawab kuesioner tentang kebiasaan tidur mereka, yang kemudian peneliti menentukan apakah mereka mungkin menderita OSA.

Hasilnya, peneliti menemukan, orang yang pola makannya banyak mengonsumsi makanan nabati memiliki kemungkinan 19 persen lebih kecil untuk menderita mendengkur yang disebabkan oleh OSA dibandingkan orang yang pola makannya lebih sedikit mengonsumsi makanan nabati.

Baca juga: Permen Karet Berusia 10.000 Tahun Ungkap Pola Makan Remaja Zaman Batu

Namun, mengonsumsi makanan nabati yang tidak sehat dapat menimbulkan dampak yang lebih signifikan, dan tentu saja lebih buruk.

Orang yang mengonsumsi makanan nabati yang tidak sehat memiliki risiko 22 persen lebih tinggi terkena OSA dibandingkan dengan orang yang mengonsumsi lebih sedikit makanan tidak sehat tersebut.

Para peneliti berpendapat bahwa pola makan nabati yang sehat itu penting karena cenderung lebih tinggi komponen anti-inflamasi dan antioksidan. Hal tersebut dapat memengaruhi massa lemak, peradangan, dan bahkan tonus otot, yang pada gilirannya memengaruhi risiko OSA seseorang.

Peneliti studi tersebut, Dr. Yohannes Melaku mengatakan hasil ini menyoroti pentingnya kualitas pola makan seseorang dalam mengelola risiko OSA. Penelitian ini tidak memberi tahu kita mengapa pola makan itu penting, namun bisa jadi pola makan nabati yang sehat dapat mengurangi peradangan dan obesitas.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com