Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Studi Selama 12 Tahun Laporkan Efek Positif Pola Makan Mediterania bagi Kesehatan Otak

Kompas.com - 30/11/2023, 14:00 WIB
Lulu Lukyani

Penulis

KOMPAS.com - Sebuah studi di Prancis terhadap 840 orang berusia 65 tahun ke atas melaporkan bahwa orang yang mengikuti pola makan Mediterania lebih kecil kemungkinannya mengalami penurunan kognitif.

Demensia, seperti penyakit Alzheimer, dan kondisi neurodegeneratif lainnya sering kali dimulai dengan penurunan kognitif, yaitu hilangnya kemampuan mental secara perlahan.

Penelitian tentang pola makan Mediterania

Terinspirasi oleh makanan yang secara tradisional dimakan di berbagai wilayah termasuk Kreta, Italia, dan Spanyol selatan, pola makan Mediterania memprioritaskan konsumsi buah-buahan dan sayuran, sereal yang belum diolah, beberapa ikan dan keju, serta minyak zaitun.

Bukti ilmiah telah menunjukkan sejumlah manfaat dari campuran makanan tersebut, termasuk berpotensi meningkatkan kesehatan otak.

Namun, terdapat hasil studi yang bertentangan, yang mungkin karena penggunaan kuesioner yang dilaporkan sendiri oleh peserta studi sehingga rentan terhadap ketidakakuratan.

Baca juga: 5 Diet Terbaik Menurut Sains, Diet Paleo hingga Mediterania

Penelitian telah mengaitkan biomarker tertentu dengan kesehatan kognitif sehingga sekelompok peneliti internasional mengambil pendekatan ini, yang menurut mereka merupakan cara yang lebih akurat untuk mengukur paparan makanan dan hubungannya dengan hasil kesehatan.

Alba Tor-Roca, peneliti, ahli gizi, serta ilmuwan kesehatan masyarakat di University of Barcelona menemukan bahwa kepatuhan terhadap pola makan Mediterania yang dinilai oleh panel biomarker pola makan berbanding terbalik dengan penurunan kognitif jangka panjang pada orang lanjut usia.

Tor-Roca dan rekannya menyelidiki hubungan antara pola makan Mediterania dan penurunan kognitif pada orang lanjut usia melalui analisis menyeluruh terhadap data kesehatan dan kognitif yang dikumpulkan selama 12 tahun.

Skala 14 poin digunakan untuk membuat skor metabolomik diet Mediterania (MDMS). Skor ini didasarkan pada dua kemungkinan biomarker metabolik makanan untuk tujuh bagian penting dari diet Mediterania, yakni sayuran, kacang-kacangan, buah-buahan, sereal, produk susu, ikan, dan lemak.

Metabolomik adalah studi tentang molekul kecil yang disebut metabolit yang merupakan produk dari proses seluler. Kadarnya dapat berubah sebagai respons terhadap penyakit, pola makan, dan faktor lingkungan lainnya.

Baca juga: 4 Tips Mengatur Pola Makan yang Sehat untuk Lansia

Para ilmuwan dapat mempelajari kesehatan seseorang dan menemukan kemungkinan penanda penyakit dengan mengukur kadar metabolit dalam sampel.

Kadar zat tertentu dalam serum, termasuk lemak jenuh dan tak jenuh, polifenol yang diproduksi bakteri usus, dan bahan kimia tanaman lainnya diukur dari sampel darah peserta yang dikumpulkan pada awal penelitian.

Selama 12 tahun, lima tes neuropsikologis diberikan kepada peserta untuk menentukan kemampuan atau gangguan kognitif mereka.

Para peneliti menemukan hubungan protektif antara pola makan Mediterania dan penurunan kognitif pada individu lanjut usia, berdasarkan skor dan biomarker serum.

Individu yang lebih mengikuti pola makan Mediterania menunjukkan penurunan kognitif yang jauh lebih lambat dibandingkan dengan mereka yang tingkat kepatuhannya lebih rendah.

Baca juga: Bukan Hanya Stres, Pola Makan Juga Bisa Sebabkan Disfungsi Ereksi

Penelitian ini memang memiliki keterbatasan, misalnya sampel darah untuk analisis metabolomik hanya tersedia pada awal sehingga tim peneliti tidak dapat memeriksa paparan atau perubahan sebelumnya selama masa tindak lanjut.

Dampak nutrisi terhadap kesehatan selalu kompleks, namun secara keseluruhan, temuan ini memperkuat anggapan bahwa pola makan dapat berperan dalam menjaga kesehatan otak dan mengurangi risiko gangguan kognitif seiring bertambahnya usia.

Menurut peneliti, perkembangan skor metabolisme makanan berdasarkan pola makan dapat membantu menyempurnakan pengukuran penilaian pola makan.

Selain itu, diharapkan penelitian ini akan memberikan kontribusi pada pemahaman yang lebih baik tentang mekanisme biologis melalui pola makan yang berdampak pada kesehatan kognitif pada populasi yang menua.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com