Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 04/01/2024, 06:34 WIB
Usi Sulastri,
Resa Eka Ayu Sartika

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering mengonsumsi buah-buahan mulai dari sarapan hingga camilan sore.

Buah-buahan ini penting untuk kesehatan dan kesejahteraan kita, meski kita kadang tidak sadar akan hal itu.

Baca juga: Mengapa Buah Zaitun Tumbuh Subur di Palestina?

Kita umumnya menganggap buah-buahan berasal dari pohon.

Namun, para ilmuwan baru-baru ini telah mengembangkan sebuah teknologi yang menarik.

Dilansir dari Science ABC, Jumat (29/12/2023), teknologi ini dikenal sebagai kultur sel tanaman (PCC), memungkinkan kita untuk menghasilkan buah tanpa perlu adanya pohon.

Metode ini mengubah sebagian kecil dari tanaman menjadi buah melalui proses di laboratorium.

Mengenal teknologi kultur sel tanaman (PCC)

Teknologi kultur sel tanaman menggunakan kemampuan sel tunggal dari tanaman untuk menghasilkan banyak sel lainnya.

Di laboratorium dengan memberikan nutrisi dan hormon yang sesuai kita bisa mengarahkan sel-sel ini untuk berkembang menjadi berbagai jenis sel tanaman seperti sel buah, sel daun, atau sel akar.

Proses ini melibatkan penempatan sepotong kecil tanaman di dalam media nutrisi yang diperkaya dengan hormon tanaman tertentu, lalu inkubasi di bawah kondisi suhu dan cahaya yang ideal.

Baca juga: Pohon Selalu Tumbuh ke Atas, Apakah Ada Batas Tinggi Pertumbuhannya?

Para peneliti menemukan bahwa buah yang dihasilkan melalui proses kultur sel tanaman memiliki rasa yang segar, ringan, dan menyenangkan, serupa dengan buah segar, dikutip dari Chemistry Views, Jumat (29/12/2023).

Rasa buah beri menjadi lebih intens pada sampel yang dikeringkan, memberikan sensasi meleleh di mulut.

Secara visual, produk ini juga tampak mirip dengan buah-buahan segar.

Teknik ini sudah digunakan dalam industri farmasi dan kosmetik untuk memproduksi fitokimia, yaitu senyawa yang khusus disintesis oleh tanaman, sehingga tidak perlu menanam seluruh tanaman hanya untuk mendapatkan bagian tertentu yang berguna.

Dalam konteks makanan, daging dan makanan laut yang berbasis sel telah menjadi harapan bagi banyak orang sebagai alternatif yang berkelanjutan.

Hal ini didukung oleh gerakan vegan dan mereka yang mencari sumber protein alternatif yang berkelanjutan.

Namun, ide mengenai produksi buah yang berbasis sel masih tergolong baru dan inovatif.

Teknologi ini menghasilkan buah tanpa pohon

Para peneliti di Pusat Teknis VTT, Finlandia, telah membuat terobosan dalam bidang pertanian dengan memproduksi massa sel dari berbagai buah.

Baca juga: Bagaimana Pohon Bisa Mati dan Apa yang Terjadi Setelahnya?

Buah yang di gunakan seperti, cloudberry (Rubus chamaemorus), lingonberry (Vaccinium vitisidaea), dan stoneberry (Rubus saxatilis) di laboratorium menggunakan teknologi kultur sel tanaman (PCC).

Baru-baru ini, mereka juga berhasil mengembangkan massa sel dari Rowan (Sorbus aucuparia) dan Arctic Bramble (Rubus arcticus).

Dari analisis awal yang dilakukan, ditemukan bahwa sampel buah ini memiliki rasa yang serupa dengan buah segar.

Menariknya, sampel yang dikeringkan menunjukkan rasa yang bahkan lebih intens daripada buah segar.

Dari segi nutrisi, sel buah ini menunjukkan kualitas yang lebih unggul dibandingkan dengan buah yang tumbuh secara alami di pohon.

Secara visual, warna sel cloudberry dan lingonberry mirip dengan buah aslinya.

Namun, sel stoneberry menampilkan warna yang lebih kekuningan bertolak belakang dengan warna merah buah aslinya.

Selain itu, tekstur dari sel segar terasa sedikit berpasir sementara sel kering beku memiliki tekstur yang lebih mendekati buah asli.

Sementara itu, di Selandia Baru, peneliti dari Plant and Food Research juga sedang mengeksplorasi kemungkinan serupa dengan buah-buahan seperti blueberry, apel, ceri, feijoa, persik, nektarin, dan anggur.

Baca juga: Apa Itu Bambu, Jenis Rerumputan yang Sering Dikira Pohon?

Mereka fokus pada pengembangan buah dari sel tumbuhan di laboratorium tanpa menggunakan pohon dengan tujuan menghasilkan buah berbasis sel yang memiliki tekstur, tampilan, dan rasa yang sama dengan buah asli.

Program ini yang baru berjalan kurang dari dua tahun masih menunggu hasil lebih lanjut.

Penggunaan teknologi PCC dalam menumbuhkan sel buah sebenarnya bukanlah ide baru.

Di Eropa, biomassa dari sel buah apel telah digunakan dalam produksi suplemen makanan dan produk anti-penuaan.

Salah satu contoh adalah varietas apel Swiss Uttwiler Spatlauber yang terkenal dengan ketahanan pasca panennya yang lama.

Kulit apel ini tidak mengerut meski disimpan dalam waktu yang lama.

Karena varietas ini langka dan sel segarnya terbatas, sel yang dikultur dari apel ini telah digunakan dalam pembuatan produk kosmetik anti-penuaan.

Baca juga: Mengapa Buah Berubah Warna Saat Matang?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com