Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
BRIN
Badan Riset dan Inovasi Nasional

Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) adalah lembaga pemerintah yang berada di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada Presiden Republik Indonesia. BRIN memiliki tugas menjalankan penelitian, pengembangan, pengkajian, dan penerapan, serta invensi dan inovasi yang terintegrasi.

Menata Harapan Koeksistensi Manusia-Orangutan Tapanuli

Kompas.com - 08/08/2023, 12:33 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Mereka membuka durian dengan cara digigit atau ditekan oleh tangannya pada batang pohon. Kemampuannya sangat luar biasa, mereka mampu membuka durian yang masih mengkal dan mengkonsumsi puluhan bahkan ratusan durian dalam satu hari.

Ketika orangutan berada di pohon durian, mereka akan tinggal beberapa hari sampai buah tersebut hampir habis apabila tidak diusir pemilik lahan. Begitu juga, ketika orangutan menemukan pohon petai sedang berbuah dan buah aren muda.

Hal ini yang berdampak petani merasa rugi karena mereka gagal panen akibat buahnya dirusak orangutan sebelum matang dan bisa dikonsumsi manusia.

Masyarakat mengakui mengalami kerugian sampai belasan juta rupiah, terutama petani yang memiliki banyak pohon durian, petai dan aren.

Baca juga: Pertama Kali, Orangutan Dapat Suntikan Vaksin Covid-19

Menuju Koeksistenasi Manusia dan Orangutan Tapanuli

Koeksistensi dapat diartikan sebagai kondisi atau keadaan hidup berdampingan secara damai antara dua pihak atau lebih yang berbeda kepentingan.

Koeksistensi secara biologi difokuskan pada bagaimana spesies yang berinteraksi negatif dikelola dalam suatu komunitas pada suatu ruang dan waktu yang sama.

Para konservasionis menggunakan istilah koeksistensi atau ‘hidup berdampingan antara manusia dan satwaliar’ untuk menyiratkan kebalikan dari konflik manusia-satwa liar.

Baca juga: Populasi Orangutan Indonesia Kritis, Bagaimana Melindunginya di Alam?

Koeksistensi manusia dan orangutan akan terjadi apabila terbentuk co-adaptasi perilaku antara manusia dan orangutan dimana populasi orangutan dapat meningkat dalam jangka panjang dan adanya legitimasi sosial untuk pemenuhan kebutuhan ekonomi masyarakat.

Melihat fakta konflik di atas, menciptakan koeksistensi manusia dan orangutan harus menjadi prioritas manusia sendiri. Oleh karena pada dasarnya kita yang memanfaatkan ruang hidup atau habitat orangutan sehingga konflik terjadi.

Penulis menemukan bahwa masyarakat yang tinggal di Lansekap Batangtoru memiliki persepsi setuju untuk hidup berdampingan dengan orangutan.

Mereka menganggap bahwa keberadaan orangutan juga dapat membawa berkah dengan banyaknya program-program bantuan bagi masyarakat, baik dari pemerintah, lembaga swadaya masyarakat maupun perusahaan.

Mereka telah memahami bahwa orangutan telah dilindungi oleh pemerintah dan yang menangkap dan berburu orangutan akan kena sangsi hukum.

Namun mereka pun berharap bahwa kebutuhan ekonomi mereka dapat terpenuhi yang bahkan kedepannya dapat secara mandiri membantu pelestarian orangutan.

Untuk menata harapan terjadinya koeksistensi antara manusia dan orangutan tapanuli maka diperlukan berbagai strategi dengan mengkombinasikan pemenuhan kebutuhan ekologi bagi orangutan maupun ekonomi bagi masyarakat dan membangun kelembagaan yang tepat pada tingkat masyarakat berbasis kearifan lokal.

Baca juga: Berstatus Terancam Punah, Begini Kondisi Orangutan Indonesia Saat Ini

Halaman:

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com