Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Berstatus Terancam Punah, Begini Kondisi Orangutan Indonesia Saat Ini

Kompas.com - 21/08/2020, 09:07 WIB
Ellyvon Pranita,
Gloria Setyvani Putri

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Indonesia merupakan negara dengan kekayaan biodiversitas keseluruhan laut dan daratan pertama di dunia.

Namun, tidak sedikit pula tumbuhan dan satwa alam nusantara ini yang belum berhasil diidentifikasi dan beberapa bahkan hampir punah. Salah satunya adalah Orangutan.

Orangutan adalah satu-satunya primata besar endemik yang kini hanya tersisa di Pulau Sumatera dan Kalimantan.

Mengenai jumlah populasinya, cukup sulit diketahui mengingat habitat mereka di hutan yang lebat.

Baca juga: Ancaman Virus Corona Bagi Kehidupan Orangutan di Indonesia

Orangutan Sumatera dan Kalimantan masuk dalam daftar  terancam kritis atau critically endangered (CR) dalam daftar Serikat Internasional untuk Pelestarian Alam (IUCN). Orangutan Sumatera telah lebih dulu menyandang status ini.

Status konservasi terancam kritis menurut IUCN adalah kondisi flora atau fauna tersebut menghadapi risiko kepunahan yang sangat tinggi di alam liar.

Kepala Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Kalimantan Timur, Sunandar Trigunajasa mengatakan, fakta di lapangan menunjukkan bahwa orangutan Kalimantan saat ini lebih banyak ditemui di luar kawasan konservasi, salah satunya di kawasan Bentang Alam Wehea-Kelay, Kalimantan Timur.

Kawasan Bentang Alam Wehea-Kelay merupakan wilayah yang mayoritasnya merupakan kawasan hutan di mana di dalamnya terdapat unit-unit konsesi kehutanan, perkebunan, dan wilayah kelola masyarakat.

"Oleh karena itu, dalam konteks konservasi orangutan diperlukan kemitraan para pihak untuk berperan aktif dalam perlindungan orangutan dan habitatnya," kata Suandar dalam diskusi daring oleh Yayasan Konservasi Alam Nusantara (YKAN) yang bertajuk Conservation Talk: Orangutan dan Kita, Rabu (19/8/2020).

Upaya konservasi orangutan di luar habitat alami menjadi salah satu pilihan untuk menyelamatkan satwa ini dari kepunahan.

Kajian kondisi habitat orangutan

Kajian Population and Habitat Viability Assessment Orangutan (PHVA) 2016 menunjukkan bahwa kondisi habitat orangutan Kalimantan Timur yang masih baik bisa ditemukan, salah satunya di bentang alam Wehea-Kelay dan Sungai Lesan.

Tim Gabungan Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Kalimantan Barat (Kalbar) dan Yayasan Inisiasi Alam Rehabilitasi (IAR) Indonesia melakukan translokasi terhadap satu individu orangutan jantan dewasa ke Hutan Desa Sungai Besar, Kecamatan Matan Hilir Selatan, Kabupaten Ketapang, Kalbar.KOMPAS.COM/HENDRA CIPTA Tim Gabungan Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Kalimantan Barat (Kalbar) dan Yayasan Inisiasi Alam Rehabilitasi (IAR) Indonesia melakukan translokasi terhadap satu individu orangutan jantan dewasa ke Hutan Desa Sungai Besar, Kecamatan Matan Hilir Selatan, Kabupaten Ketapang, Kalbar.

Tingkat keanekaragaman hayati di kawasan bentang alam ini disebutkan masih cukup tinggi.

Hal ini digambarkan berdasarkan hasil kajian yang dilakukan YKAN pada 2016-2018, yang dimuat dalam buku berjudul Orangutan Kalimantan dan Habitatnya di Bentang Alam Wehea-Kelay.

Berdasarkan kajian tersebut, setidaknya ada 1.200 individu orang utan yang tersebar pada tiga submetapopulasi, yaitu Kelay-Gie, Wehea dan Telen.

Namun, akumulasi populasi yang tersebar di 42 sub meta populasi di Borneo diperkirakan terdapat 57.350 pada tahun 2016 dan diprediksikan sudah semakin berkurang populasi tersebut di tahun 2020 ini.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com