Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal Oumuamua, Obyek Misterius yang Mengunjungi Tata Surya

Kompas.com - 07/07/2023, 15:30 WIB
Lulu Lukyani

Penulis

Sumber Space,NASA

KOMPAS.com - Pada 19 Oktober 2017, Robert Weryk, seorang astronom di University of Hawaii, Manoa, melihat obyek baru dengan Panoramic Survey Telescope and Rapid Response System (Pan-STARRS1) di Hawaii. Obyek aneh tersebut memiliki orbit, kecepatan, dan materi yang tidak biasa.

Obyek inilah yang kemudian disebut 'Oumuamua'. Dilansir dari Space, Oumuamua adalah obyek antarbintang pertama yang diketahui mengunjungi tata surya. 

Sayangnya, para astronom hanya dapat mengamati obyek aneh itu selama 11 hari hingga ia menjadi terlalu kecil dan terlalu redup untuk dideteksi.

Dengan sedikit informasi yang diperoleh dari pengamatan yang begitu singkat, sifat sebenarnya dari Oumuamua masih menjadi misteri, bahkan hingga hari ini.

Baca juga: Mengenal Planet Sembilan, Obyek Misterius di Tata Surya

Seperti apa Oumuamua?

Melansir NASA, Oumuamua tampak seperti obyek berbatu yang bentuknya mirip cerutu dengan rona agak kemerahan. Panjang obyek ini mencapai 400 meter, mungkin 10 kali lebih panjang dari lebarnya. Rasio ini lebih besar daripada asteroid atau komet mana pun yang telah diamati di tata surya kita hingga saat ini. 

Meskipun bentuknya yang memanjang cukup unik, dan tidak seperti obyek lain yang terlihat di tata surya, Oumuamua mungkin memberikan petunjuk baru tentang bagaimana tata surya lain terbentuk.

Pengamatan menunjukkan bahwa obyek yang tidak biasa ini berkeliaran di Bima Sakti selama ratusan juta tahun sebelum akhirnya bertemu dengan tata surya kita.

Hasil pengamatan Oumuamua 

Segera setelah penemuan Oumuamua, teleskop di seluruh dunia, termasuk teleskop ESO yang sangat besar di Chili, diminta untuk mengukur orbit, kecerahan, dan warna Oumuamua. 

Baca juga: Apakah Ada Tata Surya Lain di Galaksi Bima Sakti?

Dengan menggabungkan gambar dari instrumen FORS pada teleskop ESO menggunakan empat filter berbeda dengan teleskop besar lainnya, tim astronom yang dipimpin oleh Karen Meech dari Institute for Astronomy, Hawaii, menemukan bahwa Oumuamua memiliki kecerahan yang bervariasi dan berputar pada porosnya setiap 7,3 jam. 

Meech mengatakan, variasi kecerahan yang luar biasa besar ini berarti bahwa obyek tersebut sangat memanjang, sekitar sepuluh kali panjangnya, dengan bentuk yang rumit dan berbelit-belit. 

Meech juga memaparkan bahwa Oumuamua memiliki warna kemerahan, mirip dengan obyek di luar tata surya, dan tidak ada sedikit pun debu di sekitarnya.

Sifat-sifat ini menunjukkan bahwa Oumuamua adalah obyek padat, yang terdiri dari batu atau mungkin logam, tidak memiliki air atau es, dan permukaannya memerah karena efek iradiasi dari sinar kosmik selama ratusan juta tahun.

Baca juga: Apa Perbedaan Galaksi dengan Tata Surya?

Beberapa teleskop besar berbasis darat terus melacak Oumuamua yang memudar saat menjauh dari Bumi. Dua teleskop luar angkasa NASA (Hubble dan Spitzer) melacak obyek yang bergerak sekitar 38,3 kilometer per detik relatif terhadap Matahari. 

Jalur keluar Oumuamua sekitar 20 derajat di atas bidang planet yang mengorbit Matahari. Oumuamua melewati orbit Mars sekitar 1 November dan melewati orbit Jupiter pada Mei 2018. Ia kemudian melewati orbit Saturnus pada Januari 2019 dan saat meninggalkan tata surya kita untuk menuju konstelasi Pegasus.

Dari mana asal Oumuamua?

Perhitungan orbital awal menunjukkan bahwa Oumuamua berasal dari perkiraan arah bintang Vega, di konstelasi utara Lyra. Namun, butuh waktu lama bagi obyek antarbintang untuk melakukan perjalanan, bahkan dengan kecepatan sekitar 26,4 kilometer per detik. 

Baca juga: 7 Fakta Menarik Uranus, Planet Paling Dingin di Tata Surya

Para astronom memperkirakan bahwa obyek antarbintang yang mirip dengan Oumuamua melewati tata surya bagian dalam sekitar setahun sekali, tetapi obyek tersebut redup dan sulit dikenali sehingga selalu terlewatkan untuk diamati. Baru-baru ini teleskop survei, seperti Pan-STARRS1, berhasil untuk menemukannya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com