Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Pramono Dwi Susetyo
Pensiunan

Pemerhati masalah kehutanan; penulis buku

Dampak El Nino Mengancam Ketahanan Pangan Nasional

Kompas.com - 05/07/2023, 12:55 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Statistik Lahan Pertanian 2015-2019 yang diterbitkan Kementerian Pertanian menunjukkan, luas lahan pertanian bukan sawah pada 2019 mencapai 29,25 juta hektar. Adapun luas lahan sawah sebesar 7,46 juta hektar.

Di sisi lain, realisasi produksi beras sepanjang tahun 2023 menunjukkan tren penurunan dibanding tahun lalu.

Data Badan Pangan Nasional dan Badan Pusat Statistik, realiasi produksi beras sepanjang Januari-April 2023 mencapai 12,91 juta ton, turun 5,83 persen ketimbang periode yang sama tahun lalu yang mencapai 13,71 juta ton.

Dampak El Nino tidak terbatas hanya pada komoditas padi yang menang rentan terhadap kekeringan dan kekurangan air.

Komoditas lain yang pernah diteliti adalah produksi jagung dan kedelai di Pulau Jawa dan sejumlah provinsi provinsi produsen lainnya.

Dalam riset yang dipublikasikan pada September 2022, El Nino berdampak signifikan pada penurunan produksi jagung dan peningkatan produksi kedelai di wilayah yang dikaji.

Dampak lainnya, penurunan produksi minyak kelapa sawit, khususnya di Indonesia dan Malaysia.

Kekeringan berkepanjangan selama periode El Nino berdampak pada hasil panen dan produktivitas tenaga kerja serta meningkatkan risiko kebakaran di perkebunan.

Padahal, kedua negara tersebut berkontribusi 85 persen dari produksi minyak kelapa sawit dunia. Imbasnya, peluang terjadinya El Nino membuat pasar minyak kelapa sawit di tingkat global mewaspadai potensi terjadinya kekurangan pasokan.

Mitigasi risiko

Guna memitigasi risiko dampak El Nino terhadap produksi pertanian, Kementerian akan mengindentifikasi dan memetakan lokasi-lokasi yang terdampak kekeringan.

Setelah itu, lokasi-lokasi tersebut akan diklasifikasikan ke tiga kelompok berdasarkan tingkat keparahan akibat kekeringan.

Upaya mitigasi lain adalah mendorong percepatan tanam dengan memanfaatkan curah hujan yang masih ada serta menyokongnya dengan alat mesin pertanian.

Pemerintah ikut menyediakan benih yang tahan kering dan organisme penggangu tanaman.

Dalam rangka mengoptimalkan sumber air bagi lahan pertanian, pemerintah tengah memperbaiki embung, dam, parit, sumur dalam dan resapan, serta rehabilitasi jaringan tersier.

Juga memberikan bantuan pompa. Selain itu, ada dukungan pembiayaan pertanian melalui kredit usaha rakyat dan asuransi tani.

Selain upaya mitigasi yang dilakukan oleh Kementerian Pertanian, tak kalah pentingnya adalah perlindungan sumber air bagi bangunan-bangunan penyimpan air yang dibangun oleh Kementerian PUPR maupun Kementerian Pertanian.

Apalah artinya bangunan penyimpan air tersebut dibuat apabila pada musim kemarau keras seperti ini tidak berfungsi dengan baik. Mata dan sumber air dari hulu di daerah tangkapan airnya banyak yang rusak, khususnya daerah aliran sungai (DAS) di Pulau Jawa (tutupan hutannya kurang dari 30 persen).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com