Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Apa Saja Benda Luar Angkasa yang Mengeluarkan Suara?

Kompas.com - 05/07/2023, 12:00 WIB
Lulu Lukyani

Penulis

KOMPAS.com - Berkat film horor sci-fi Alien yang rilis pada tahun 1979 silam, tagline "in space no one can hear you scream" menjadi sangat terkenal.

Kalimat ini seolah menegaskan bahwa tidak ada suara yang bisa kita dengar di luar angkasa. Kenyataannya, penjelasan mengenai hal ini lebih dari sekadar ya atau tidak. 

Di ruang antarplanet, antarbintang, atau antargalaksi memang tidak ada suara yang dapat kita dengar. Namun, menurut IFL Science, jika berbicara tentang suara secara umum, di luar kemampuan indra pendengaran manusia, maka luar angkasa tentu memiliki suara.

Benda-benda luar angkasa yang mengeluarkan suara

Melansir BBC Sky at Night Magazine, berikut adalah beberapa benda di luar angkasa yang diketahui memiliki suara.

Baca juga: Teleskop Luar Angkasa Euclid Akan Diluncurkan, Pelajari Materi Gelap

1. Jupiter

Para astronom amatir memanfaatkan sonifikasi untuk mendengarkan suara Jupiter menggunakan penerima gelombang pendek dan antena yang terhubung ke speaker.

Pertama kali ditemukan pada tahun 1955, suara radio dari Jupiter terdengar beragam. Ahli mendeskripsikannya dengan berbagai suara di Bumi, seperti suara ombak yang menerjang pantai, burung pelatuk, dan nyanyian paus.

Siaran dari 'Radio Jove' berasal dari laser radio alami, yang disebabkan oleh gas penghantar listrik yang dimuntahkan ke medan magnet Jupiter oleh gunung berapi di satelitnya Io.

Gas ini terkumpul dalam torus berbentuk donat di sekitar Jupiter dan, saat Io melewatinya, menciptakan gelombang magnet 'Alfven'.

Baca juga: Berapa Banyak Orang yang Meninggal di Luar Angkasa?

Gelombang-gelombang ini bergerak di sepanjang garis gaya magnet di medan Jupiter dan mentransmisikan daya sebesar 40 triliun watt ke wilayah kutubnya, menyalakan laser radio yang secara berkala melewati Bumi.

2. Matahari

Pada tahun 1960-an ditemukan bahwa permukaan Matahari terbit dan tenggelam dengan jangka waktu lima menit. Ini ditemukan menggunakan spektroskopi dan Efek Doppler.

Jika benda penghasil suara menjauh dari telinga, kita akan mendengar nada suara turun, namun jika benda tersebut bergerak ke arah telinga, kira mendengar nada suara naik.

Efek serupa terjadi dengan gelombang cahaya, yakni objek yang surut tampak lebih merah (dikenal sebagai redshift) dan yang mendekat, lebih biru (dikenal sebagai blueshift).

Pada akhir tahun 1970-an, Matahari diamati dari kutub selatan Bumi selama musim panas Antartika selama 4,5 hari berturut-turut, ketika para ilmuwan dapat mengukur denyutnya dengan presisi 2 cm per detik.

Baca juga: Bagaimana Makanan untuk Misi Luar Angkasa Jangka Panjang Disiapkan?

Sejak saat itu, jaringan teleskop internasional dan instrumen berbasis ruang angkasa telah memantau pergerakan Matahari.

Osilasi (variasi periodik terhadap waktu dari suatu hasil pengukuran) Matahari disebabkan oleh gelombang suara yang terperangkap di dalam interior Matahari, yang dihasilkan oleh turbulensi konvektif di 30% terluar bintang tersebut.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com