Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kandungan Kimia Rokok Berperasa di Indonesia Kaburkan Bahaya Rokok

Kompas.com - 19/06/2023, 09:31 WIB
The Conversation,
Resa Eka Ayu Sartika

Tim Redaksi

Selain itu, efek mentol menimbulkan persepsi yang salah bagi perokok bahwa rokok tersebut kurang berbahaya dibandingkan rokok yang tidak berperasa.

Sedangkan methyl eugenol, zat turunan dari eugenol, telah terbukti menyebabkan kanker pada hewan dan berpotensi juga pada manusia. Acetyl eugenol, komponen aktif dari eugenol, ditemukan bersifat racun bagi organ reproduksi dan pertumbuhan janin hewan coba.

Tak ada pembenaran

Badan Kesehatan Dunia (WHO) telah menyatakan bahwa tidak ada pembenaran untuk mengizinkan penggunaan zat perasa di produk tembakau.

Sebab, zat perasa dapat membuat produk tersebut makin atraktif dan mendorong konsumsinya, terutama di kalangan anak muda.

Baca juga: Apakah Bahaya Puntung Rokok terhadap Lingkungan?

Dengan total 68 juta perokok dewasa dan di tengah varian rasa rokok yang membanjiri pasaran, Indonesia belum mengatur produk tembakau yang berperasa atau beraroma.

Per September 2022, semua negara Uni Eropa dan 23 negara lainnya sudah setidaknya membatasi zat perasa, termasuk mentol, dalam produk tembakau. Amerika Serikat sejak 2009 telah melarang penjualan kretek di negara tersebut.

Kretek tergolong rokok berperasa karena terbuat dari campuran tembakau dan cengkih yang dipadukan dengan ‘saus’ perasa.

Ini merupakan jenis rokok yang paling banyak dikonsumsi di Indonesia, sebanyak 73 persen perokok mengonsumsi kretek.

Digadang-gadang dan diklaim sebagai “warisan budaya dan sejarah”, kretek telah diketahui menghasilkan partikel polutan halus, nikotin, tar, dan karbon monoksida dengan level lebih tinggi dibandingkan rokok biasa (rokok putih).

Selain itu, sudah banyak merek kretek yang diproduksi oleh perusahaan rokok multinasional, seperti Marlboro (Philip Morris International), Esse (Korea Tobacco & Ginseng Corporation), dan Camel (Japan Tobacco International), sehingga membuatnya tidak lagi eksklusif dan identik dengan produk lokal.

Buku pedoman industri tembakau

Temuan kami konsisten dengan hasil penelitian di Meksiko yang juga menemukan banyaknya kandungan zat perasa tambahan di produk rokok, seperti buah-buahan, vanilla, dan rasa lainnya.

Baca juga: Bahaya Merokok dalam Rumah, Ini Cara Wujudkan Tempat Tinggal Bebas Asap Rokok

Penelitian lain sebelumnya juga menemukan eugenol dalam konsentrasi tinggi di produk kretek. Ini menandakan bahwa industri rokok menggunakan buku pedoman yang sama dalam memproduksi dan memasarkan produknya di berbagai negara.

Meski penelitian kami tidak dapat digeneralisasi ke semua produk rokok di pasaran Indonesia karena pemilihan sampel rokok tidak dilakukan secara acak, temuan kami cukup untuk menunjukkan bahwa dengan jumlah sampel yang kecil, terdapat banyak sekali variasi profil zat kimia perasa di produk rokok yang ditawarkan kepada konsumen.

Riset kami menjawab kelangkaan kajian yang menguak kandungan rokok berperasa di Indonesia secara komprehensif.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com