Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 17/06/2023, 09:30 WIB
Monika Novena,
Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas

Tim Redaksi

Suku Sentinel menolak kontak dengan dunia luar

Orang Sentinel telah menetapkan batas untuk tinggal sendirian dengan sangat jelas.

Pada tahun 1970-an, pemerintah India menetapkan kebijakan untuk mencoba melakukan kontak dengan suku Sentinel dengan tujuan akhir untuk mengajari mereka pertanian dan memaksa mereka untuk menetap di masyarakat mereka.

Orang-orang suku Sentintel menolak upaya ini.

Menyusul protes yang dilakukan oleh kelompok-kelompok hak asasi Pribumi, pemerintah India kemudian membatalkan rencananya untuk melakukan kontak pada akhir 1990-an dan suku Sentinel terus menunjukkan permusuhan kepada dunia luar.

Seiring dengan kematian misionaris Kristen pada tahun 2018, beberapa tahun terakhir telah terjadi sejumlah insiden di mana suku Sentinel bereaksi agresif terhadap orang luar.

Setelah tsunami dahsyat yang mengguncang Samudra Hindia bulan Desember 2014, pemerintah India mencoba melihat menggunakan helikopter apakah mereka memerlukan bantuan.

Baca juga: Apakah Bahan Rahasia yang Dipakai dalam Lukisan Leonardo da Vinci?

Namun yang mengejutkan, seorang individu justru berusaha menyerang helikopter itu.

Insiden lain terjadi pada tahun 2006 ketika dua nelayan dari India secara tidak sengaja terdampar di pulau itu dan langsung dibunuh oleh suku Sentinel.

“Mereka membuat pilihan yang jelas dan pernyataan yang sangat jelas kepada dunia bahwa mereka ingin tetap tidak berhubungan dan dibiarkan sendiri,” jelas Grig.

"Kami tidak tahu, tapi mungkin alasan suku Sentinel sangat menolak orang luar adalah karena mereka memiliki semacam ingatan buruk akan kontak itu," papar Grig lagi.

Terlepas dari penolakan kontak dengan dunia luar, orang Sentinel masih ada dan berkembang.

"Mereka telah tinggal di pulau itu selama ribuan tahun, mungkin puluhan ribu tahun. Mereka terlihat sangat sehat, berkembang, dan jelas memilih untuk menjalani gaya hidup seperti itu," tambahnya.

Baca juga: Apakah Cairan Vape Beracun untuk Tubuh?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com