Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 10/06/2023, 08:00 WIB
Monika Novena,
Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Gajah ternyata memiliki kumis, sama seperti pada kucing, tikus atau spesies anjing laut. Akan tetapi, tentunya kumis gajah tidak sama dengan hewan-hewan tersebut.

Menariknya, letak kumis gajah ada pada belalainya. Kumisnya cenderung lebih tebal dan tidak bergerak.

Hal itu pun membuat peneliti bertanya-tanya, apakah fungsi dari kumis gajah ini sebenarnya?

Kumis gajah sendiri pertama kali dideskripsikan pada tahun 1890

Fungsi kumis gajah

Dalam studi baru, seperti dikutip dari IFL Science, Jumat (9/6/2023) peneliti menganalisis bagaimana bulu-bulu itu bermanfaat bagi mamalia darat terbesar tersebut.

Untuk mendapatkan gambaran yang lebih baik mengenai fungsi kumis gajah, peneliti melakukan dua cabang penelitian.

Baca juga: Apakah Gajah Ingatannya Benar-benar Kuat dan Tidak Pernah Lupa?

Eksperimen pertama dalam studi untuk mengetahui fungsi kumis gajah ini, peneliti melibatkan analisis rekaman video gajah Asia betina yang sedang mengumpulkan buah-buahan dan sayuran dari sebuah kotak.

Peneliti dapat menyaksikan bagaimana belalai dengan terampil mengambil wortel serta apel dalam kotak.

Dalam rekaman menunjukkan bahwa kumis tetap tidak bergerak saat belalai gajah melakukan tugasnya.

Fungsi kumis ini pun tidak seperti pada kumis kucing dan tikus yang sering berkedut untuk mendapatkan informasi lebih lanjut tentang lingkungannya.

Sementara eksperimen kedua adalah melakukan pengamatan pada belalai dan kumis enam gajah kebun binatang Afrika dan delapan gajah Asia yang mati karena sebab alami atau disuntik mati karena komplikasi kesehatan yang serius.

Baca juga: Apakah Peran Gajah untuk Menyelamatkan Bumi?

 

Dari situ peneliti berhasil mengungkapkan bahwa kumis gajah tebal, silindris, dan tidak memiliki fitur folikel khusus.

Gabungan eksperimen kemudian menunjukkan bahwa meski kumis gajah tidak aktif dalam merasakan lingkungan sekitar belalai, namun kemungkinan kumis ini berkontribusi pada belalai untuk membuat organ itu dapat bermanuver secara unik.

"Kumis pada belalai gajah sangat berbeda dengan kumis yang terdapat pada muka mamalia lain. Pada banyak mamalia kecil, kumis tipis, meruncing, bergerak, tersusun simetris di sekitar moncong dan berfungsi dalam penginderaan," tulis peneliti menyimpulkan.

Sebaliknya, kumis gajah tebal, tidak meruncing, tidak bergerak, terlateralisasi, dan tersusun dalam susunan kepadatan tinggi tertentu pada belalai ventral dan ujung belalai.

Studi tentang fungsi kumis gajah ini telah dipublikasikan di jurnal Communications Biology.

Baca juga: Apakah Gading Gajah dan Cula Badak Bisa Tumbuh Kembali?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com