Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Danau-danau Terbesar di Dunia Kehilangan Air, Apa Penyebabnya?

Kompas.com - 20/05/2023, 10:00 WIB
Monika Novena,
Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas

Tim Redaksi

Sumber PHYSORG

KOMPAS.com - Sebuah studi baru yang dipublikasikan di jurnal Science mengungkapkan hal memprihatinkan. Lebih dari 50 persen danau terbesar di dunia kehilangan air.

Penyebab utamanya menurut peneliti adalah pemanasan iklim dan konsumsi manusia yang tidak berkelanjutan.

Meski berita ini bukan berita yang menggembirakan, penulis utama Fangfang Yao, peneliti iklim di Univesity of Virginia mengatakan itu tidak sepenuhnya suram.

Dengan metode baru untuk melacak tren penyimpanan air danau dan alasan di baliknya, ilmuwan dapat memberikan wawasan kepada pengelola air dan masyarakat tentang bagaimana cara melindungi sumber air dan ekosistem dengan lebih baik.

“Ini adalah penilaian komprehensif pertama tentang tren dan pendorong variabilitas penyimpanan air danau global berdasarkan serangkaian satelit dan model,” kata Yao, seperti dikutip dari Phys, Jumat (19/5/2023).

Temuan danau terbesar mulai kehilangan air

Yao sendiri termotivasi untuk melakukan penelitian karena krisis lingkungan di beberapa badan air terbesar di Bumi, seperti mengeringnya Laut Aral antara Kazakhstan dan Uzbekistan.

Baca juga: Danau Buatan Berusia 2.500 Tahun yang Diyakini sebagai Kolam Suci Ditemukan di Pulau Sisilia

Ia kemudian bersama rekan-rekannya menciptakan teknik untuk mengukur perubahan ketinggian air di hampir 2000 danau dan waduk terbesar di dunia yang mewakili 95 persen dari total penyimpanan air danau di dunia.

Tim menggabungkan tiga dekade pengamatan dari berbagai satelit dengan model untuk menghitung dan menghubungkan tren penyimpanan danau secara global.

Secara global, danau dan waduk air tawar menyimpan 87 persen air di planet ini, menjadikannya sumber daya berharga bagi manusia dan ekosistem Bumi.

Tidak seperti sungai, danau tidak terpantau dengan baik, namun menyediakan air untuk sebagian besar umat manusia, bahkan lebih dari sungai.

Sayangnya, tren jangka panjang dan perubahan ketinggian air sebagian besar tidak diketahui sampai sekarang.

"Kami memiliki informasi yang cukup bagus tentang danau ikonik, tetapi jika mengatakan sesuatu dalam skala global, Anda memerlukan perkiraan tingkat dan volume danau yang dapat diandalkan," kata Balaji Rajagopalan, peneliti lain yang terlibat.

Baca juga: Danau Tersembunyi di Planet Mars Tak Mengandung Air, Apa Isinya?

Danau Biru di Taman Nasional Nelson Lakes, Selandia Baru. Dampak perubahan iklim menyebabkan warna danau di Bumi mengalami perubahan.SHUTTERSTOCK/Mi-chi Danau Biru di Taman Nasional Nelson Lakes, Selandia Baru. Dampak perubahan iklim menyebabkan warna danau di Bumi mengalami perubahan.

"Dengan metode baru ini kami dapat memberikan wawasan tentang perubahan level danau global dengan perspektif yang lebih luas," paparnya.

Hasilnya mengejutkan, sebanyak 53 persen danau di dunia mengalami penurunan penyimpanan air.

Untuk menjelaskan tren danau alami tersebut, tim memanfaatkan kemajuan terbaru dalam penggunaan air dan pemodelan iklim.

Perubahan iklim dan konsumsi air manusia mendominasi penurunan volume danau alam secara global dan kehilangan air di sekitar 100 danau besar.

Baca juga: Danau Tujuh Warna Meksiko Ini Terancam Bencana Ekologis

Peningkatan volume konsumsi air danau

Sementara sebagian besar danau global menyusut, peneliti juga menemukan 24 persen lainnya mengalami peningkatan penyimpanan air yang signifikan.

Danau yang mengalami pertumbuhan cenderung berada di daerah yang jarang penduduknya, seperti di Dataran Tinggi Tibet bagian dalam dan Dataran Besar Utara Amerika Utara dan di daerah dengan waduk baru seperti lembah sungai Yangtze, Mekong, dan Nil.

Selain itu penulis memperkirakan juga kira-kira seperempat populasi dunia, yaitu 2 miliar orang tinggal di cekungan danau yang mengering. Hal tersebut menunjukkan kebutuhan mendesak konsumsi akan air.

Penelitian ini pun bisa menawarkan wawasan dan solusi untuk mengatasi masalah tersebut.

"Jika konsumsi manusia merupakan faktor besar dalam penurunan penyimpanan air danau, maka kita dapat beradaptasi dan mengeksplorasi kebijakan baru untuk mengurangi penurunan skala besar," tambah peneliti.

Baca juga: Danau Toba dan Legenda Letusan Dahsyat yang Mengubah Dunia

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com