Hal ini diperlihatkan dari fosil kerabat Triceratops (Protoceratops andrewsi) mengembangkan jumbai dan tanduk pipi yang lebih besar saat dewasa, menunjukkan bahwa bagian tubuh itu membantu spesies berkomunikasi dan mungkin menarik perhatian pasangan.
Tanduk dan jumbai ini mungkin juga memperlihatkan dominasi dan usia dinosaurus kepada yang lain.
Beberapa dinosaurus berparuh bebek yang disebut hadrosaurus memiliki jambul rumit yang berisi saluran pernapasan yang panjang dan bergema.
Williamson menemukan jambul itu beresonansi secara alami sehingga dengan mudah menghasilkan suara frekuensi rendah.
"Berdasarkan sifat fisik tulang yang mentransmisikan suara antara gendang telinga dan telinga tengah, kita tahu bahwa dinosaurus ini mampu mendengar suara yang dihasilkan oleh jambul hadrosaurus lain," kata Williamson.
Baca juga: Bagaimana Cara Paus Tidur?
Ekor Diplodocus yang sangat panjang dan dinosaurus sauropoda lainnya pun bisa mengeluarkan suara.
Selain itu, ankylosaurus memiliki saluran pernapasan yang memanjang dan berbelit-belit yang mungkin digunakan untuk membuat atau memodifikasi suara yang digunakan untuk komunikasi.
Dan dinosaurus sauropoda besar memiliki saluran pernapasan panjang di leher panjang yang, sangat mungkin, menghasilkan suara frekuensi rendah.
Berdasarkan analisis telinga dinosaurus, ilmuwan menyimpulkan binatang tersebut memiliki pendengaran frekuensi rendah yang sangat baik.
Suara frekuensi rendah seperti itu dapat menembus melalui vegetasi yang lebat dan jarak yang jauh sehingga memungkinkan terdengar di wilayah yang luas.
Baca juga: Bagaimana Cara Bebek atau Itik Tidur?
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.