Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 13/05/2023, 18:15 WIB
Monika Novena,
Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Dinosaurus memang sudah punah jutaan tahun yang lalu, tetapi para ilmuwan hingga kini masih terus berusaha memahami bagaimana kehidupan hewan-hewan purba itu di masa lalu.

Salah satu yang menjadi misteri adalah bagaimana cara dinosaurus berkomunikasi.

Berdasarkan dari catatan fosil dan hewan modern yang terkait dengan dinosaurus, para ahli menemukan ada beberapa cara yang bisa dilakukan dinosaurus untuk berkomunikasi.

"Kami sangat tergantung pada hewan modern untuk membuat kesimpulan tentang hewan yang telah punah," kata Thomas Williamson, kurator paleontologi dari Museum Sejarah Alam dan Sains New Mexico.

Cara dinosaurus berkomunikasi

Lalu apa saja, berikut beberapa di antaranya seperti dikutip dari Live Science, Jumat (12/5/2023).

  • Suara mulut tertutup

Menurut sebuah penelitian yang dipublikasikan di jurnal Evolution di tahun 2016, dinosaurus mungkin membuat suara mulut tertutup seperti teriakan yang dilakukan beberapa burung saat ini.

Baca juga: Bagaimana Dinosaurus Mampu Menopang Tubuh Raksasanya?

"Vokalisasi mulut tertutup (salah satu cara dinosaurus berkomunikasi) adalah suara yang dipancarkan melalui kulit di area leher saat paruhnya tetap tertutup," kata Tobias Riede, asisten profesor fisiologi hewan di Midwestern University di Arizona.

Untuk melakukannya, burung biasanya mendorong udara yang menghasilkan suara ke dalam kantong esofagus, daripada menghembuskan napas melalui paruh yang terbuka.

Untuk mengetahui bagaimana suara mulut tertutup muncul, para peneliti menganalisis distribusi kemampuan ini pada burung dan kelompok reptil lainnya.

Para ilmuwan menemukan bahwa teriakan ini berevolusi setidaknya 16 kali di Archosaurs, kelompok yang mencakup burung, dinosaurus, dan buaya.

Hal ini membuat peneliti menyimpulkan kemungkinan beberapa dinosaurus membuat vokalisasi dengan mulut tertutup yang mirip dengan burung saat ini.

  • Tarian

Dinosaurus yang punah mungkin juga berkomunikasi melalui tarian dan bulu mereka.

Tanduk, jumbai dan jambul yang menghiasi kepala dinosaurus, selain sebagai cara mereka berkomunikasi, juga mungkin digunakan untuk ritual kawin atau untuk mengintimidasi lawan.

Baca juga: Bagaimana Cara Amoeba Pemakan Otak Bisa Masuk ke Otak?

Ilustrasi dinosaurus ankylosaurus. Ankylosaurus memiliki ekor yang mirip palu. Dinosaurus herbivora ini menggunakan ekornya untuk bertarung.SHUTTERSTOCK/Daniel Eskridge Ilustrasi dinosaurus ankylosaurus. Ankylosaurus memiliki ekor yang mirip palu. Dinosaurus herbivora ini menggunakan ekornya untuk bertarung.

Hal ini diperlihatkan dari fosil kerabat Triceratops (Protoceratops andrewsi) mengembangkan jumbai dan tanduk pipi yang lebih besar saat dewasa, menunjukkan bahwa bagian tubuh itu membantu spesies berkomunikasi dan mungkin menarik perhatian pasangan.

Tanduk dan jumbai ini mungkin juga memperlihatkan dominasi dan usia dinosaurus kepada yang lain.

  • Suara frekuensi rendah

Beberapa dinosaurus berparuh bebek yang disebut hadrosaurus memiliki jambul rumit yang berisi saluran pernapasan yang panjang dan bergema.

Williamson menemukan jambul itu beresonansi secara alami sehingga dengan mudah menghasilkan suara frekuensi rendah.

"Berdasarkan sifat fisik tulang yang mentransmisikan suara antara gendang telinga dan telinga tengah, kita tahu bahwa dinosaurus ini mampu mendengar suara yang dihasilkan oleh jambul hadrosaurus lain," kata Williamson.

Baca juga: Bagaimana Cara Paus Tidur?

Ekor Diplodocus yang sangat panjang dan dinosaurus sauropoda lainnya pun bisa mengeluarkan suara.

Selain itu, ankylosaurus memiliki saluran pernapasan yang memanjang dan berbelit-belit yang mungkin digunakan untuk membuat atau memodifikasi suara yang digunakan untuk komunikasi.

Dan dinosaurus sauropoda besar memiliki saluran pernapasan panjang di leher panjang yang, sangat mungkin, menghasilkan suara frekuensi rendah.

Berdasarkan analisis telinga dinosaurus, ilmuwan menyimpulkan binatang tersebut memiliki pendengaran frekuensi rendah yang sangat baik.

Suara frekuensi rendah seperti itu dapat menembus melalui vegetasi yang lebat dan jarak yang jauh sehingga memungkinkan terdengar di wilayah yang luas.

Baca juga: Bagaimana Cara Bebek atau Itik Tidur?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com