Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Apa Manfaat Detoks Media Sosial untuk Kesehatan?

Kompas.com - 30/04/2023, 13:33 WIB
Lulu Lukyani

Penulis

KOMPAS.com - Detoks digital adalah istirahat dari penggunaan perangkat elektronik atau media tertentu selama beberapa hari hingga beberapa bulan. 

Setiap orang bisa melakukan detoks digital secara berbeda. Namun, umumnya, hal-hal yang dihindari orang selama detoks digital adalah memeriksa email, bermain video game, mengecek media sosial, menggunakan smartphone atau tablet, dan menonton berita atau program TV lainnya.

Dilansir dari Cleveland Clinic, detoks media sosial adalah bentuk detoksifikasi digital yang paling populer. 

Media sosial memang menghubungkan kita dengan orang lain dalam banyak cara. Tetapi, pada saat yang sama, media sosial juga dapat memiliki efek yang tidak sehat pada manusia.

Baca juga: Apa Arti Flexing, yang Jadi Fenomena di Media Sosial?

Pengalaman media sosial yang negatif dapat memicu kecemasan dan depresi serta memengaruhi harga diri seseorang. 

Manfaat detoks media sosial

Penggunaan media sosial dan penggunaan yang berlebihan sering dikaitkan dengan depresi, kecemasan, dan kesepian.

Penelitian menghubungkan penggunaan media sosial yang berlebihan dengan peningkatan stres dan suasana hati yang buruk sehingga istirahat sepertinya merupakan cara logis untuk merasa lebih baik.

Dilansir dari Discover Magazine, peneliti di University of Bath di Inggris menerbitkan sebuah studi di Cyberpsychology yang menemukan bahwa istirahat selama seminggu dari media sosial tampaknya memberikan efek positif untuk kesejahteraan, depresi, dan kecemasan di antara 154 pengguna media sosial. 

Baca juga: Media Sosial Berdampak Buruk pada Kesehatan Mental, Bagaimana Cara Mengatasinya?

Hal ini menunjukkan bahwa istirahat kecil saja dapat berdampak baik bagi pengguna media sosial.

Studi lain dari Denmark menunjukkan, berhenti dari Facebook selama seminggu menyebabkan peningkatan kepuasan hidup dan lebih banyak emosi positif di antara para peserta.

Selain itu, ditunjukkan bahwa efek ini secara signifikan lebih besar untuk pengguna berat Facebook, pengguna Facebook pasif, dan pengguna yang cenderung iri pada orang lain di Facebook.

Namun, Theda Radtke, profesor kesehatan psikologis dan diagnostik terapan di Universitas Wuppertal, Jerman, mengatakan bahwa masih ada masalah dalam cara studi tersebut dilakukan.

Baca juga: Penggunaan Media Sosial Tingkatkan Depresi, Ini Penjelasannya

Pasalnya, kelompok kontrol seringkali kurang. Beberapa "hasil yang menjanjikan" ditemukan dalam hal pengurangan tingkat keseluruhan penggunaan media sosial dan gejala depresi, sementara hasil lainnya masih belum jelas. 

Kelompok rentan, misalnya seperti remaja, dapat menghadapi risiko tertentu dari penggunaan yang berlebihan dan mungkin lebih diuntungkan dengan detoks media sosial daripada kelompok lain.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com