Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Media Sosial Berdampak Buruk pada Kesehatan Mental, Bagaimana Cara Mengatasinya?

Kompas.com - 04/12/2022, 10:03 WIB
Nadia Faradiba,
Bestari Kumala Dewi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Peneliti menemukan, bahwa media sosial yang disebut bisa menghubungkan orang dan meningkatkan pengetahuan justru berpotensi membuat seseorang merasa kesepian dan mengalami disinformasi.

Lebih lanjut, media sosial menyebabkan gejala yang mengganggu kesehatan mental, seperti tidur terganggu, kepuasan hidup menurun, serta harga diri yang buruk.

Baca juga: Mulai Usia Berapa Anak Boleh Bermain Media Sosial?

Media sosial menyebabkan disosiasi

Amanda Baughan, seorang mahasiswi magister University of Washington, memelajari tentang interaksi manusia dengan komputer memicu fenomena psikologis, yaitu disosiasi.

Disosiasi merupakan kondisi dimana turunnya refleksi diri dan rendahnya perhatian seseorang.

Ia menjelaskan lebih lanjut, bagaimana media sosial harus diubah untuk membuat manusia lebih banyak memiliki kendali atas media tersebut.

Disosiasi bisa muncul dalam berbagai bentuk. Sederhananya, kita bisa menggambarkan disosiasi sebagai kondisi dimana pikiran kita terpisah dari aksi yang kita lakukan sehingga menurunkan kesadaran diri terhadap lingkungan sekitar.

Contoh disosiasi adalah ketika kita sedang membersihkan rumah, bisa jadi pikiran kita sambil mengawang-ngawang membayangkan hal lain.

Contoh lainnya adalah ketika kita asyik membaca buku atau menonton drama yang sedang seru. Terkadang kita tidak menyadari betapa banyak waktu sudah terlewati ketika kita melakukan hal tersebut.

Hal serupa yang terjadi pada orang yang terserap ke dalam media sosial. Kita semua pasti pernah melakukan mindless scrolling atau hanya melihat-lihat media sosial tanpa membatasi diri atau mencari hal-hal yang bermanfaat untuk kita.

Disosiasi sendiri bisa menimbulkan dua sisi, yaitu sisi positif dan negatif. Positifnya, jika kita mengalaminya ketika sedang bekerja, maka tanpa terasa pekerjaan kita sudah selesai, atau yang disebut dalam buku Ikigai sebagai flow.

Namun, sisi negatifnya adalah ketika kita melakukannya saat melihat media sosial, ini bisa jadi masalah bagi seseorang dalam manajemen waktu hariannya yang seharusnya bisa digunakan untuk kegiatan yang lebih produktif.

Baca juga: Penggunaan Media Sosial Tingkatkan Depresi, Ini Penjelasannya

Cara mengatasi disosiasi akibat media sosial

Amanda telah meneliti sebuah intervensi yang bisa membantu mengurangi disosiasi pada pengguna media sosial.

Intervensi tersebut adalah menyiapkan beberapa pesan interaktif setiap beberapa konten sekali. pesan tersebut bisa berupa pilihan ganda singkat yang berkaitan dengan minat masing-masing pengguna.

Contoh intervensi tersebut adalah seseorang yang minat terhadap bola akan mendapatkan pesan interaktif mengenai berita bola terkini. Cara ini terbukti membuat fokus pengguna kembali dan menurunkan disosiasi.

Baca juga: Media Sosial Membuat Orang Merasa Ekspresi Kemarahannya Secara Online Lebih Dihargai

Cara kedua yang bisa dilakukan adalah dengan memberikan pengaturan mengenai batasan waktu penggunaan media sosial.

Misalnya ketika seseorang sudah menghabiskan satu jam dalam media tersebut, maka media tersebut memberitahukan durasi waktu yang sudah dihabiskan dan menyarankan untuk keluar dari aplikasi tersebut.

Amanda menemukan kedua cara tersebut efektif menurunkan disosiasai pada pengguna media sosial yang menjadi partisipan penelitiannya.

Partisipan mengatakan, cara tersebut membuat mereka lebih sadar pada informasi yang mereka baca di media sosial dan membatasi durasi penggunaan.

Cara ini bisa menjadi solusi untuk mengurangi dampak buruk penggunaan media sosial.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com