Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
BRIN
Badan Riset dan Inovasi Nasional

Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) adalah lembaga pemerintah yang berada di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada Presiden Republik Indonesia. BRIN memiliki tugas menjalankan penelitian, pengembangan, pengkajian, dan penerapan, serta invensi dan inovasi yang terintegrasi.

Meneropong Perang Antariksa: Film Versus Realita

Kompas.com - 02/01/2023, 08:00 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Perluasan pengaruh dilakukan oleh China dengan menyediakan fasilitas dan layanan peluncuran roket bagi negara-negara lain. Penyediaan fasilitas dan layanan peluncuran roket bagi negara-negara lain telah membuat China meluncurkan lebih banyak roket dibandingkan negara lain.

Selain itu, China juga memiliki stasiun antariksa yang telah selesai dibangun pada tahun 2022. Rencananya, stasiun antariksa ini akan memfasilitasi para peneliti dari seluruh dunia yang hendak melakukan penelitian di stasiun antariksa.

Baca juga: Usai NASA, Badan Antariksa Eropa Juga Kirim Wahananya ke Venus

Berbeda dengan China, India meluaskan pengaruhnya kepada dunia dengan menyediakan layanan peluncuran satelit bagi negara-negara lain. Indonesia juga pernah meluncurkan satelit Lapan-TUBsat dari India pada tanggal 10 Januari 2007.

Fasilitasi yang disediakan China dan India untuk negara-negara lain tersebut, khususnya negara berkembang di Afrika, Amerika Latin, dan Asia, telah membuat citra positif atau prestise bagi kedua negara tersebut di dunia internasional.

Prestise ini muncul ketika kedua negara tersebut disejajarkan dengan pemain lama di bidang keantariksaan yaitu Amerika Serikat dan Rusia.

Hal ini dinyatakan oleh mantan wakil presiden Amerika Serikat, Mike Pence, dalam sebuah berita yang dimuat di situs space.com pada tahun 2019 yaitu Amerika saat ini berada di era perang antariksa baru dengan pendatang yang memiliki kemampuan global seperti China dan India.

Sesuai dengan teori hegemoni dari Antonio Gramsci, persetujuan atau konsensus dari kelompok lain merupakan tanda bahwa sebuah upaya hegemoni berhasil dilakukan.

Pengakuan dari negara lain mengenai kemampuan China dan India di bidang teknologi antariksa menunjukkan bahwa China dan India telah berhasil menghegemoni negara-negara lain di dunia.

Membandingkan perang antariksa dalam film Star Wars dengan perang antariksa di dunia nyata, terdapat satu pelajaran penting.

Film Star Wars mengisahkan keunggulan Jedi yang menggunakan Force untuk maksud baik dibandingkan dengan Sith yang menggunakan Force untuk maksud jahat.

Baca juga: Wahana Antariksa China Kirim Foto Berwarna dari Bulan, Begini Rupanya

 

Senada dengan Force dalam film Star Wars yang bisa digunakan untuk maksud baik maupun maksud jahat, perlombaan penguasaan teknologi antariksa juga bisa digunakan untuk maksud baik, seperti memberikan layanan bagi negara-negara lain, maupun maksud jahat, seperti menyerang atau mengancam negara lain.

Hegemoni atau pengaruh yang diberikan China dan India kepada dunia internasional melalui layanan dan fasilitasi membuat kedua negara tersebut mendapatkan kesan yang baik dari dunia internasional.

Hal ini sesuai dengan Amanat Traktat Antariksa tahun 1967 yang menyatakan bahwa antariksa digunakan untuk maksud damai bagi kebaikan semua manusia.

Perlombaan penguasaan teknologi antariksa bisa dianalogikan dengan upaya para tokoh dalam film Star Wars untuk menguasai Force. Upaya tersebut tidaklah keliru selama upaya menguasai Force ataupun upaya menguasai teknologi antariksa digunakan untuk kebaikan semua manusia.

Hegemoni dari negara-negara yang merupakan pemain utama di bidang teknologi antariksa juga bukan merupakan hal yang salah selama hegemoni atau pengaruh tersebut membawa dampak positif bagi negara lain yang belum memiliki kemampuan yang setara dengan para pemain utama.

Antonia Rahayu Rosaria Wibowo
Badan Riset dan Inovasi Nasional

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com