KOMPAS.com - Seorang wanita muda yang hidup di Islandia sekitar 500 tahun yang lalu, memiliki wajah dipenuhi luka. Wajahnya rusak yang diduga diakibatkan oleh penyakit sifilis.
Cedera itu mengisyaratkan kemungkinan wanita itu menderita sifilis tersier, infeksi stadium akhir yang seringkali dapat menyebabkan kematian.
Kasus infeksi menular seksualnya begitu parah, hingga berabad-abad kemudian, tengkoraknya tetap penuh dengan lesi atau luka sifilis.
Sekarang, dengan bantuan teknologi peneliti membuat perkiraan wajah wanita tersebut.
Dikutip dari Live Science, Kamis (1/12/2022), tak banyak yang diketahui tentang identitas wanita tersebut, namun saat meninggal kira-kira ia berusia 25 hingga 30 tahun.
Baca juga: Penyakit Sifilis, Diagnosis, Pengobatan, dan Infeksi Ulang
Tubuh wanita dengan wajah penuh luka karena sifilis ini digali dari pemakaman di biara Skriduklaustur di Islandia sekitar satu dekade lalu.
Selain menderita sifilis, menurut analisis model 3D, kerangkanya mengungkapkan bahwa ia menderita osteoartritis dan hipoplasia enamel gigi, cacat gigi yang disebabkan oleh malnutrisi di masa kanak-kanak.
Cicero Moraes, seorang ahli grafis Brasil dan salah satu penulis studi mengaku terkejut dengan lesi yang menandai tengkorak wanita Islandia ini dan menyadari bahwa ia sedang melihat subyek studi berikutnya.
"Sungguh memprihatinkan melihat wajah yang terlihat seperti itu, kehilangan sebagian strukturnya dan sangat parah hingga cedera mencapai tulang," kata Moraes.
Sifilis rusak wajah wanita tersebut dengan sangat parah. Meski rahang bawah tengkorak itu hilang, dalam rekonstruksi wanita terkena sifilis tersebut, Moraes menggunakan model 3D sebagai panduan untuk membantu menciptakan lengkungan wajah yang meninggal itu.
Baca juga: Penyakit Menular Seksual Sifilis, Kenali Tahapan dan Gejala Infeksinya