Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
BRIN
Badan Riset dan Inovasi Nasional

Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) adalah lembaga pemerintah yang berada di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada Presiden Republik Indonesia. BRIN memiliki tugas menjalankan penelitian, pengembangan, pengkajian, dan penerapan, serta invensi dan inovasi yang terintegrasi.

Inovasi Bioteknologi untuk Menekan Laju Perubahan Iklim

Kompas.com - 01/12/2022, 17:05 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Sehingga, dunia dengan suhu pemanasan global yang mencapai 3°C hanya sebagai perhitungan model matematis saja dan tidak menjadi kenyataan.

Baca juga: Melindungi Pohon Berusia Tua Bisa Kurangi Perubahan Iklim

Inovasi bioteknologi mikroalga

Satu hal yang diperlukan saat ini adalah, inovasi teknologi yang berkelanjutan untuk mengurangi emisi karbon di atmosfer.

Inovasi tersebut, dapat menjadi suatu upaya perubahan, agar perubahan iklim dapat diperlambat dan generasi yang akan datang masih akan dapat menikmati dan menjalani hidup dengan kondisi yang sama seperti saat ini dan bahkan lebih baik lagi.

Salah satu inovasi teknologi yang dapat dikembangkan dan diaplikasikan adalah inovasi bioteknologi mikroalga, untuk mengurangi konsentrasi emisi karbon, serta pemanfaatannya sebagai biofuel yang ramah lingkungan.

Baca juga: Hewan Apa yang Dapat Bertahan Terhadap Perubahan Iklim?

Dengan adanya inovasi tersebut dan dukungan dari pemimpin-pemimpin dunia untuk mengurangi emisi karbon, penurunan laju perubahan iklim dan pemanasan global akan segera terwujud.

Mikroalga merupakan sumber energi baru terbarukan yang berasal dari organisme hidup dengan pertumbuhan yang cepat dan mampu menghasilkan asam lemak yang berpotensi sebagai bahan baku pembuatan biofuel/biodiesel.

Mikroalga memiliki bermacam spesies yang dapat digunakan juga sebagai bahan makanan (protein sel tunggal), maupun vektor vaksin yang efektif.

Sebagai bahan baku pembuatan biodiesel perlu dipilih spesies mikroalga yang memiliki kandungan asam lemak hampir 50% dari berat keringnya.

Minyak yang diekstraksi dari mikroalga juga tidak beracun dan dapat dengan mudah didegradasi di lingkungan.

Mikroalga dapat memanfaatkan limbah (seperti molases, pengolahan air IPAL, limbah pertanian) sebagai media tumbuh (nutrisi) dan CO? sebagai sumber karbon, serta cahaya (matahari) untuk produksi biomassa selnya.

Mikroalga dapat ditumbuhkan beberapa hari dalam bioreaktor dengan mengandalkan proses fotosintesis yang mengubah energi matahari menjadi energi kimia.

Proses produksi (kultivasi) mikroalga juga menggunakan energi yang relatif rendah karena hanya membutuhkan pompa aerasi dan sumber cahaya.

Baca juga: Perubahan Iklim Perburuk Penyebaran Penyakit Menular pada Manusia

Mikroalga berpotensi dapat menggantikan batu bara, bahan bakar minyak, dan gas alam karena mikroalga mampu diproduksi skala besar dan mampu mengurangi konsentrasi emisi CO? dalam atmosfer.

Biomassa mikroalga yang diproduksi dapat dikonversi menjadi bahan bakar ramah lingkungan yang diproses secara thermokimia, kimia dan biokimia.

Dan untuk meningkatkan kandungan minyak (asam lemak) yang dapat diekstrak, pendekatan rekayasa genetik telah dilakukan untuk memaksimalkan penggunaannya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com