Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Deteksi Risiko Anemia akibat Kurang Zat Besi, Seberapa Pentingkah?

Kompas.com - 01/12/2022, 10:02 WIB
Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas

Penulis

Kondisi anemia kekurangan zat besi ini, kata dr Djumhana, dapat memengaruhi siapa saja, tetapi anak-anak, orang tua, dan wanita dengan usia reproduksi yang mengalami menstruasi dan kehamilan termasuk kelompok yang paling rentan.

Kondisi tubuh seperti hamil, pendarahan, menstruasi yang berlebihan, hemoroid, dan gastritis juga dapat menyebabkan tubuh mengalami kekurangan zat besi, sehingga apabila tidak diatasi dapat menjadi anemia kekurangan zat besi.

"Kekurangan zat besi dapat membatasi pengiriman oksigen ke sel, mengakibatkan sering kelelahan, tidak produktif, dan penurunan imunitas tubuh," jelas dr Djumhana.

Dr Djumhana menambahkan penting untuk menjaga keseimbangan zat besi dalam tubuh, namun sangat penting untuk mencari dan mengatasi penyebab anemia itu sendiri.

Di antaranya dengan deteksi risiko anemia kurang darah, seperti teknologi yang diperkenalkan P&G Health Indonesia melalui brand Sangobion, dengan meluncurkan aplikasi digital berbasis
web, Anemiameter.

Baca juga: Selain Anemia: Ketahui Penyebab dan Cara Cegah Kekurangan Zat Besi pada Anak

General Manager Personal Healthcare, P&G Health Indonesia, Maithreyi Jagannathan mengatakan P&G Health melalui brand Sangobion senantiasa berkomitmen untuk mengedukasi dan meningkatkan pemahaman masyarakat Indonesia mengenai pentingnya zat besi bagi kesehatan darah, selama lebih dari dua dekade.

"Kami meluncurkan kampanye “Jangan Cuek, Ayo Cek Gejala Kurang Darah” dan memperkenalkan aplikasi digital berbasis web pertama di Indonesia, Anemiameter, untuk deteksi risiko anemia kekurangan zat besi, melalui berbagai rangkaian kegiatan edukasi masyarakat dan praktisi kesehatan," ujarnya.

Selain penting melakukan deteksi risiko anemia kekurangan zat besi, pemerintah juga telah merekomendasikan beberapa upaya untuk mencegah dan menanggulangi anemia yang dilakukan dengan memberikan asupan zat besi yang cukup untuk meningkatkan hemoglobin.

Dwi menjelaskan masyarakat diimbau untuk mengonsumsi makanan gizi seimbang, serta mengonsumsi TTD (Tablet Tambah Darah) bagi remaja dan ibu hamil.

Kementerian Kesehatan RI juga mendorong adanya gerakan aksi bergizi dalam mengupayakan konsumsi TTD menjadi bagian di sekolah terutama siswi SMP dan SMA atau sederajat.

Baca juga: Ibu Hamil dan Anak Indonesia Alami Anemia karena Kekurangan Zat Besi

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com