Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bedah Bariatrik untuk Menurunkan Berat Badan, Adakah Risikonya?

Kompas.com - 18/11/2022, 09:03 WIB
Bestari Kumala Dewi

Penulis

KOMPAS.com - Bedah bariatrik menjadi pilihan alternatif untuk menurunkan berat badan bagi pasien dengan kriteria medis yang sesuai, dan tak mendapatkan hasil dari diet dan olahraga untuk menurunkan berat badan.

Dr. dr. Peter Ian Limas, Sp. B, SubSp. BDig, dokter spesialis bedah subspesialis bedah digestif RS Pondok Indah mengatakan, bariatrik berasal dari kata Baros yang berarti besar. Jadi, bedah bariatrik adalah pembedahan untuk menolong orang-orang yang kelebihan berat badan.

Cara kerja bedah bariatrik untuk menurunkan berat badan adalah dengan memodifikasi saluran cerna pasien, yang menyebabkan makanan tidak lagi melewati usus dua belas jari atau melewatinya dengan lebih cepat.

Baca juga: Melly Goeslaw Jalani Operasi Bariatrik untuk Menurunkan Berat Badan, Operasi Apa Itu?

Tak sekadar menurunkan berat badan, tindakan bedah bariatrik juga terbukti memiliki efek domino bagi pasien obesitas yang memiliki komorbid diabetes, hipertensi, dengan menurunkan risiko gangguan jantung, ginjal, stroke, dan kanker.

Namun, apakah bedah bariatrik sepenuhnya aman? Adakah risiko bedah bariatrik?

Risiko bedah bariatrik

Menurut dr Peter, bedah bariatrik relatif aman. Namun demikian, sama seperti tindakan bedah lainnya, risiko akan tetap ada. Beberapa risiko di antaranya, yakni perdarahan, thrombosis vena dalam, atau infeksi.

Sementara melansir Cleveland Clinic, bedah bariatrik yang mengubah sistem pencernaan berisiko menyebabkan komplikasi pencernaan tertentu, yang sering disebut sindrom pasca-gastrektomi. Kemungkinan komplikasi meliputi:

1. Sindrom dumping

Ini adalah kumpulan gejala yang bisa terjadi saat perut Anda membuang makanan terlalu cepat ke usus kecil.

Hingga 50% orang yang menjalani bedah bariatrik kemungkinan mengalami beberapa gejala sindrom dumping setelahnya.

Gejalanya bisa berupa mual, diare, kram perut, dan hipoglikemia. Gejala ini biasanyasemakin berkurang seiring waktu.

Untuk mencegahnya, dokter akan memberi Anda pedoman diet untuk membantu mengurangi sindrom dumping pasca bedah bariatrik.

2. Malabsorpsi

Umumnya prosedur bedah bariatrik dengan sengaja menginduksi malabsorpsi di usus kecil untuk mengurangi kalori yang diserap. Tetapi malabsorpsi dapat menyebabkan feses encer. Jika ini terjadi, konsultasikan pada tim dokter Anda.

Baca juga: Mengenal Bedah Bariatrik, Menurunkan Berat Badan hingga Risiko Penyakit

operasi bariatrikTerelyuk operasi bariatrik

3. Refluks empedu

Pembedahan yang memengaruhi katup pilorus, bukaan antara perut dan usus kecil, dapat menyebabkan kegagalan fungsi.

Jika katup pilorus tidak menutup dengan benar, salah satu akibat yang mungkin terjadi adalah refluks empedu.

Itu berarti empedu yang dikirim kantong empedu ke usus kecil untuk membantu mencerna makanan, dikembalikan ke perut.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com