Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Selamatkan Jutaan Pasien Kanker, Begini Sejarah Ditemukannya Radioterapi

Kompas.com - 18/08/2022, 17:31 WIB
Zintan Prihatini,
Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas

Tim Redaksi


KOMPAS.com - Radioterapi erat kaitannya dengan kanker, karena menjadi salah satu jenis pengobatan penyakit ini. Selain radioterapi terdapat tata laksana utama untuk kanker yang sudah diakui seperti pembedahan, dan kemoterapi.

Melansir laman Rumah Sakit Sardjito, Rabu (28/8/2019) ketiga unsur tata laksana utama tersebut tidak dapat dipisahkan satu sama lain dalam menangani kanker.

Lantas, bagaimana sejarah dari salah satu penemuan yang mengubah dunia di bidang medis ini?

Radiasi awalnya ditemukan oleh Marie Curie pada tahun 1911, dan telah dimanfaatkan dalam bidang medis untuk dijadikan sebagai diagnostik maupun terapi.

Marie Curie lahir di Warsawa, Polandia pada 7 November 1867. Wanita ini merupakan penemu radioaktivitas, polonium dan radium serta pengembang sinar-X.

Baca juga: Terapi Kanker ini Bisa Membuat Pasien Melihat dalam Gelap, Kok Bisa?

Marie juga merupakan wanita pertama yang memenangkan Hadiah Nobel di bidang fisika. Hebatnya lagi, ia menjadi memenangkan nobel dalam bidang kimia. Tak heran jika Marie sangat cerdas, karena ayahnya Wladyslaw, adalah seorang guru matematika serta fisika.

Sejarah penemuan radioterapi kanker

Dilansir dari Biography edisi 27 Februari 2018, Marie menemukan radioaktivitas bersama suaminya, Pierre Curie. Mereka menemukan unsur radioaktif polonium dan radium, saat melakukan eksperimen dengan mineral bijih-bijih.

Marie terkesima dengan karya Henri Becquerel, seorang fisikawan asal Perancis yang menemukan uranium memancarkan sinar lebih lemah dibandingkan sinar-X yang ditemukan oleh Wilhelm Conrad Röntgen.

Wanita peraih nobel ini, kemudian melanjutkan karyanya beberapa langkah lebih jauh. Marie melakukan eksperimennya sendiri pada sinar uranium, lalu menemukan bahwa unsur ini tetap konstan, tidak peduli kondisi atau bentuk uraniumnya.

Menurutnya, sinar berasal dari struktur atom unsur tersebut. Ide revolusioner ini menciptakan bidang fisika atom. Marie sendirilah yang menciptakan kata "radioaktivitas" untuk menggambarkan fenomena tersebut.

Baca juga: Ari Lasso Jalani PET Scan Usai Sembuh dari Kanker Limfoma, Apa Itu?

Dalam sejarah penemuan radioterapi, setelah Marie menemukan radioaktivitas, dia melanjutkan penelitiannya dengan Pierre. Pasangan ini menemukan unsur radioaktif baru di tahun 1898, melalui bijih-bijih mineral yang dipelajari.

Mereka menamai unsur itu sebagai polonium, diambil dari nama negara Polandia. Tak sampai di situ saja, keduanya turut mendeteksi adanya bahan radioaktif lain di dalam bijih-bijih yang disebut radium itu.

Pada 1902, Marie mengumumkan bahwa mereka telah menghasilkan satu desigram radium murni, memperlihatkan keberadaannya sebagai unsur kimia yang unik.

Setelah Perang Dunia I, Marie melakukan perjalanan ke Amerika Serikat sebanyak dua kali, yakni pada 1921 serta 1929, untuk mengumpulkan dana agar bisa membeli radium dan mendirikan lembaga penelitian radium di Warsawa.

Marie Curie memenangkan dua Hadiah Nobel, untuk fisika di tahun 1903 dan untuk kimia pada 1911.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com