Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Batasi Jumlah Pengunjung untuk Konservasi, Masuk Taman Nasional Komodo Wajib Pakai Aplikasi

Kompas.com - 01/08/2022, 12:01 WIB
Zintan Prihatini,
Bestari Kumala Dewi

Tim Redaksi

 

Wisatawan hanya dapat masuk Taman Nasional Komodo jika terdaftar INISA

Carolina mengatakan, wisatawan yang sudah sampai lokasi Pulau Komodo, Pulau Padar, dan perairan sekitarnya hanya bisa masuk setelah melakukan scan QR Code dari aplikasi INISA.

Meski begitu, jika setibanya di Labuan Bajo dan mereka baru ingin melakukan reservasi maka hanya bisa dilakukan selagi kuota kunjungan masih tersedia.

Aplikasi ini bisa diunduh melalui ponsel pintar, dan dilanjutkan dengan mengikuti langkah-langkah selanjutnya dalam fitur "Wildlife Komodo."

Anda dapat memilih wilayah mana saja di antara Pulau Komodo, Pulau Padar, dan kawasan perairan sekitarnya yang ingin dikunjungi. Anda juga diperbolehkan memilih ketiganya sebagai tujuan destinasi di Taman Nasional Komodo.

Baca juga: Mengenal Komodo, Hewan Endemik Indonesia yang Terancam Punah

Kapasitas kunjungan Taman Nasional Komodo

Carolina berkata, pihaknya turut bekerja sama dengan sejumlah ahli dari tujuh universitas, terkait kajian daya dukung daya tampung berbasis jasa ekosistem di Pulau Komodo, Pulau Padar, dan kawasan perairan di sekitarnya.

Dari kajian tersebut, dihasilkan salah satu rekomendasi yakni agar dilakukan pembatasan kunjungan.

Ketua Tim Kajian Daya Dukung Daya Tampung Berbasis Jasa Ekosistem di Taman Nasional Komodo, Dr Irman Firmansyah, menerangkan bahwa dalam menunjang program konservasi serta pariwisata berkelanjutan, kajian terhadap wilayah ini perlu dilakukan.

Kajian daya dukung daya tampung berbasis jasa ekosistem, ditujukan untuk mengetahui batas kemampuan Taman Nasional Komodo dalam menampung jumlah wisatawan.

Berdasarkan pemodelannya, kajian itu menunjukkan kapasitas pengunjung yang ideal bagi Taman Nasional Komodo ialah sebesar 219.000. Lalu, maksimal 292.000 kunjungan per tahun.

Perhitungan ini, dilihat dari panjang jalur terpendek trekking di wilayah tersebut, lama berjalan rata-rata wisatawan, durasi kunjungan, tingkat kenyamanan berwisata, serta mempertimbangkan nilai jasa ekosistem di dalamnya.

Irman menyampaikan, kepadatan pariwisata yang terjadi di Taman Nasional Komodo secara tidak langsung dapat memengaruhi kelangsungan hidup Komodo dan makhluk hidup lainnya.

"Secara keseluruhan intinya harus ada yang dikonservasi. Pertanyaannya kenapa harus Pulau Komodo? Kalau dari diskusi beberapa pakar, memang daerah utama yang menarik kehidupan ekosistemnya di Pulau Komodo. Ekosistemnya kerbau, rusa, babi hutan, penyu," paparnya.

Baca juga: Taman Nasional Komodo Jadi Rumah Pari Manta Terbesar di Dunia

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com