KOMPAS.com - Selama masa kehidupannya, manusia mengalami banyak perubahan fisik. Tak hanya itu, kita juga mengalami penuaan yang mengacu pada perubahan fisiologis seiring berjalannya waktu.
Keadaan ini merupakan bagian tak terelakkan dari kehidupan. Pada hakikatnya manusia lahir, tumbuh menjadi anak-anak, dewasa, dan menjadi tua.
Seiring bertambahnya usia, akan ada beberapa kondisi yang tak terhindarkan, termasuk rambut beruban dan menipis, hilangnya kesuburan, melemahnya tulang, penurunan fungsi otak hingga menurunnya kemampuan untuk mendengar maupun melihat.
Berbeda dengan manusia, organisme bersel tunggal seperti amuba tidak menua dan akan hidup untuk sementara waktu, untuk kemudian membelah menjadi dua sel.
Lantas sebenarnya, kenapa manusia menua?
Baca juga: Ahli: Bagian Tubuh yang Menua Lebih Cepat adalah Kepala
Sejumlah ahli telah mencoba untuk menemukan jawaban dari misteri tubuh manusia tersebut, untuk memahami proses penuaan yang membawa kita semua menuju kematian.
Para ilmuwan membagi penyebab penuaan menjadi dua kategori antara lain terprogram, dan yang terkait dengan lingkungan.
Dilansir dari Science World, Selasa (14/6/2016) penuaan terprogram terjadi diakibatkan sel-sel yang gagal membelah dengan benar. Sedangkan faktor lainnya, diakibatkan paparan lingkungan, atau kerusakan karena keausan tubuh yang terakumulasi dari waktu ke waktu.
Pemendekan telomer -- bagian paling ujung dari DNA adalah salah satu faktor yang menyebabkan sel-sel tubuh kehilangan kemampuan untuk membelah. DNA merupakan untaian terbungkus rapat yang membentuk struktur disebut kromosom.
Ketika membelah, DNA dalam sel harus disalin namun mekanisme penyalinan yang tidak sempurna pada akhirnya menyebabkan kehilangan sebagian DNA.
Di sinilah telomer berperan untuk mengatasi hal tersebut. Akan tetapi, setelah pembelahan terus-menerus, telomer dapat benar-benar habis lalu berhenti melindungi DNA penting.
Seiring dengan kehilangan kemampuan untuk membelah dengan benar, sistem kekebalan menjadi kurang maksimal dan kehilangan kemampuan untuk membedakan antara sel sehat dengan sel yang 'jahat'.
Ketika itu terjadi, maka sel-sel kekebalan justru berbalik menyerang tubuh sendiri yang disebut sebagai autoimunitas. Pertambahan usia juga menyebabkan sel mulai menyerang diri mereka sendiri, terutama di bagian paru-paru.
Kerusakan seluler juga meningkat dengan bertambahnya usia sel. Artinya, penuaan ini disebabkan oleh faktor intrinsik yang terkait dengan penuaan biologis sel.
Baca juga: Hati Manusia Tetap Muda Meski Tubuhnya Menua, Kok Bisa?
Penuaan ini mengacu pada faktor ekstrinsik, yakni keadaan lingkungan dan gaya hidup seperti paparan polusi udara, malnutrisi, radiasi ultraviolet, konsumsi alkohol, maupun asap rokok.
Faktor-faktor tersebut akan mempercepat kerusakan sel dan berkontribusi pada penuaan dini, bila tidak dihindari.
Salah satu gejala yang sangat sering dikaitkan dengan penuaan adalah kerutan. Setelah usia 20 tahun, seseorang memproduksi 1 persen lebih sedikit kolagen di kulit setiap tahun yang menyebabkan kulit menjadi lebih rapuh.
Sering terpapar sinar UV dari Matahari, pun merupakan faktor yang menyebabkan cepatnya proses penuaan. Sinar UV, setidaknya menyebabkan 80 persen kerutan di kulit, sehingga membuat seseorang tampak lebih tua dari usianya.
Bukan tidak mungkin, penuaan akibat sinar Matahari bisa dicegah. Anda dapat menggunakan tabir surya selama berada di dalam, maupun luar ruangan selama beraktivitas untuk mengurangi risiko kerutan.
Di samping itu, adanya radikal bebas turut berperan dalam merusak sel-sel tubuh. Molekul yang sangat reaktif ini kehilangan elektron, dan akan mengeluarkannya dari sel hingga menyebabkan kerusakan.
Baca juga: Hati-hati, Makanan Ultra-proses Bisa Membuat Sel Menua Lebih Cepat
Meskipun penuaan tidak dapat dihindari, Anda dapat memperlambat efeknya dengan menerapkan gaya hidup sehat. Berikut cara memperlambat penuaan seperti dilansir dari Healthline, Selasa (23/3/2021):
Baca juga: Tahukah Anda, Wajah Jadi Kurang Simetris Saat Usia Bertambah Tua
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.