Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ketahui Gejala Khas Subvarian Omicron BA.5 yang Kerap Muncul Saat Malam Hari

Kompas.com - 12/07/2022, 11:03 WIB
Zintan Prihatini,
Bestari Kumala Dewi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Subvarian Omicron BA.5 saat ini mulai mendominasi kasus di berbagai negara di dunia.

Menurut ahli imunologi dari Trinity College Dublin, Profesor Luke O'Neill subvarian Omicron tersebut dapat menyebabkan gejala berbeda, termasuk yang muncul pada malam hari.

"Satu gejala tambahan untuk BA.5 yang saya lihat adalah keringat malam," ujar O'Neill seperti dilansir dari Independent, Minggu (10/7/2022).

Ia menambahkan, bahwa gejala ini kerap sulit dikenali pasien Covid-19, karena banyak orang yang merasakan berkeringat di malam hari.

Baca juga: 5 Fakta Subvarian BA.4 dan BA.5, Karakteristik hingga Upaya Pencegahannya

Kendati begitu, gejala tersebut ditunjukkan pada keringat berlebih hingga membuat pakaian maupun tempat tidur menjadi basah.

"Gabungan sistem kekebalan Anda dan virus yang sedikit berbeda mungkin menimbulkan penyakit yang sedikit berbeda, anehnya keringat malam menjadi ciri khasnya," ucap O'Neill.

Selain itu, gejala subvarian BA.5 yang banyak dikeluhkan di antaranya batuk, demam, pilek, nyeri tenggorokan, sakit kepala, mual, muntah, sesak napas, hingga anosmia.

Subvarian BA.5 juga diketahui berbeda dengan strain sebelumnya, yakni memiliki kemampuan untuk menginfeksi kembali orang dalam beberapa pekan setelah terinfeksi Covid-19.

Oleh karena itu, O'Neill menyarankan agar masyarakat segera mendapatkan vaksin guna memberikan perlindungan maksimal terhadap keparahan penyakit akibat infeksi.

Sejauh ini, subvarian BA.4 dan BA.5 dilaporkan telah menyebabkan lonjakan kasus di sejumlah negara termasuk di seluruh Eropa dan di Australia.

Virus ini telah menjadi varian dominan di Amerika Serikat baru-baru ini. Adapun BA.5 pertama kali diidentifikasi di Afrika Selatan pada bulan Februari, satu bulan setelah BA.4 ditemukan di negara yang sama.

Baca juga: Shanghai Deteksi Kasus Subvarian Baru BA.5.2.1

Subvarian itu juga meningkatkan kasus harian Covid-19 di Inggris, yang mana 1 dari 25 orang di Inggris terinfeksi virus corona dalam pekan terakhir di bulan Juni.

Baik subvarian BA.4 maupun BA.5 telah menyebar ke seluruh dunia, yang juga sudah terdeteksi di Indonesia.

Menurut data Kementerian Kesehatan (Kemenkes) per 28 Juni 2022, jumlah sebaran kasus BA.4 dan BA.5 di Indonesia melonjak menjadi 739 kasus.

Sebanyak 71 kasus disebabkan subvarian BA.4, dan 668 kasus merupakan BA.5. Kedua subvarian Omicron tersebut ditemukan beberapa daerah antara lain Bali, Banten, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sulawesi Selatan, dan terbanyak DKI Jakarta.

Baca juga: Kasus Subvarian BA.4 dan BA.5 Banyak Dialami Orang Usia Produktif, Ini Penjelasannya

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com