Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kasus Cacar Monyet di Eropa Naik 3 Kali Lipat, Ini Kata WHO

Kompas.com - 04/07/2022, 11:00 WIB
Zintan Prihatini,
Shierine Wangsa Wibawa

Tim Redaksi

Sumber CNBC

Beberapa orang yang mengalami gejala cacar monyet mungkin menghindari pemeriksaan, karena takut akan konsekuensinya jika seseorang mengetahui bahwa mereka gay atau biseksual.

“Kami tahu dari pengalaman kami dalam menangani HIV bagaimana stigma lebih lanjut memicu wabah dan epidemi, tetapi membiarkan ketakutan stigma untuk mencegah kami bertindak mungkin sama merusaknya,” tutur Kluge.

Baca juga: Anak-anak Termasuk Kelompok Berisiko Tertular Cacar Monyet, Apa Alasannya?

Untuk diketahui, monkeypox merupakan keluarga virus yang sama dengan cacar namun memiliki gejala lebih ringan. Kebanyakan pasien sembuh dalam dua sampai empat pekan, tanpa perawatan medis khusus.

Penyakit cacar monyet kerap kali diawali dengan gejala yang mirip dengan flu, seperti demam, sakit kepala, sakit tenggorokan, nyeri tubuh, kedinginan, kelelahan, diare, dan pembengkakan kelenjar getah bening.

Kemudian, ruam yang terlihat seperti jerawat atau benjolan muncul di tubuh. Mereka yang memiliki ruam inilah yang berpotensi menularkan virus kepada orang lain.

Di samping itu, cacar monyet dapat menular melalui kontak fisik dekat dengan orang yang terinfeksi, atau bahan yang terkontaminasi seperti pakaian maupun seprai.

Virus juga bisa menyebar melalui tetesan pernapasan jika orang yang terinfeksi memiliki lesi di tenggorokan atau mulutnya.

Kluge menyampaikan, sebagian besar pasien di Eropa mengalami ruam, dan sekitar tiga perempat melaporkan gejala mirip flu.

Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC) menyebutkan, beberapa pasien juga tercatat mengalami ruam di sekitar alat kelamin, atau anus sebelum menunjukkan gejala seperti flu. Sementara dalam kasus lain, pasien mengalami ruam tanpa gejala mirip flu sama sekali.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com