"Iya (skiriningnya jika ada gejala) sama kalau ada riwayat dia dari Kongo ternyata dia ada panas, ada sakit kepala, kemudian ada benjolan harus diwaspadai. Dan itu belum menular dia, itu namanya masa invasi kemudian masa erupsi itu yang menular," ucap Syahril.
Dalam kesempatan tersebut, Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin menyampaikan bahwa surveilans penyakit cacar monyet sama seperti Covid-19 maupun penyakit lainnya.
"Kita menunggu kalau ada orang yang kena kemudian dia tes. Karena gejala-gejalanya sama ada tonjolan yang pecah kayak cacar air. Kemarin ada yang masuk (diduga cacar monyet) di Kalimantan, tapi pas dites bukan monkeypox itu smallpox, cacar air," katanya.
Dalam mendeteksi dini cacar monyet, pemerintah juga telah menyiapkan dua laboratorium di antaranya Laboratorium Pusat Studi Satwa Primata Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) Institut Pertanian Bogor (IPB), serta Laboratorium Penelitian Penyakit Infeksi Prof Sri Oemiyati, Badan Kebijakan Pembangunan Kesehatan (BKPK) Jakarta.
Selain itu, masyarakat juga diimbau untuk disiplin protokol kesehatan dengan menghindari kerumunan, mencuci tangan dengan sabun, memakai masker, serta melakukan perilaku hidup bersih dan sehat.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.