Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ada 3.413 Kasus Cacar Monyet di 50 Negara, Ini Rekomendasi WHO

Kompas.com - 29/06/2022, 19:30 WIB
Zintan Prihatini,
Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas

Tim Redaksi

Sumber WHO

"Semua keputusan seputar imunisasi dengan vaksin cacar monyet (pre-emptive atau post-exposure) harus berdasarkan pengambilan keputusan klinis bersama, berdasarkan penilaian risiko dan manfaat bersama, antara penyedia layanan kesehatan dan calon penerima vaksin, berdasarkan kasus," ungkap WHO.

Sejauh ini, European Medicines Agency telah menyetujui penggunaan obat antivirus tecorivimat, untuk infeksi terkait ortopovirus, termasuk monkeypox berdasarkan model hewan dan data keamanan, farmakokinetik, serta farmakodinamik pada manusia.

"Oleh karena itu, diharapkan hasil yang dapat diandalkan dan dapat dibuktikan tentang keamanan dan kemanjurannya akan segera tersedia," kata WHO.

Status cacar monyet

WHO memastikan status cacar monyet belum menjadi Public Health Emergency International Concern (PHEIC) atau darurat kesehatan global seperti Covid-19. Hal itu merupakan keputusan yang diumumkan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), pada Sabtu 25 Juni 2022 lalu.

Kendati demikian, komite WHO menekankan bahwa pengendalikan penyebaran lebih lanjut dari wabah ini memerlukan upaya respons yang intensif.

Baca juga: Inggris Laporkan Kasus Cacar Monyet, Seperti Apa Gejalanya?

Mereka menyarankan penyakit cacar monyet harus dipantau dan ditinjau secara ketat, seiring dengan pendalaman informasi terkait masa inkubasi, potensi penularan seksual, dan seagainya.

Sehingga, dapat ditentukan apakah ada perubahan signifikan terkait dengan penularan virus yang mungkin terjadi memerlukan pertimbangan ulang atas saran mereka.

Sementara itu, Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus menyampaikan bahwa meski dirinya menerima putusan itu, situasi cacar monyet saat ini perlu menjadi perhatian dunia.

"Apa yang membuat wabah saat ini mengkhawatirkan adalah penyebaran yang cepat dan terus-menerus ke negara dan wilayah baru dan risiko penularannya ke populasi yang rentan termasuk orang-orang dengan gangguan kekebalan, wanita hamil dan anak-anak," ucap Tedros dalam keterangan resminya, Sabtu (25/2/2022).

Menurutnya, pemerintah harus mencegah penyebaran viru dengan berbagai hal termasuk pengawasan, pelacakan kontak, isolasi dan perawatan pasien, serta memastikan alat kesehatan seperti vaksin maupun perawatan tersedia untuk populasi berisiko secara adil.

Baca juga: Mutasi Virus Cacar Monyet Diduga Lebih Cepat dari Perkiraan, Studi Jelaskan

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com