Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 29/06/2022, 19:00 WIB
Mela Arnani,
Bestari Kumala Dewi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC) memperingatkan adanya gejala monkeypox atau cacar monyet yang tak sesuai dengan ciri-ciri khas penyakit ini.

CDC menemukan beberapa kasus cacar monyet yang ditemukan dalam waktu baru-baru ini di AS memiliki pola menyimpang dari kebanyakan infeksi yang dilaporkan.

Dalam kasus pasien-pasien tersebut, banyak ruam yang muncul di sekitar alat kelamin dan anus, serta jaringan yang melapisi mulut.

Baca juga: Waspada Gejala Cacar Monyet, Apa Saja yang Harus Diperhatikan dari Hari ke Hari?

Beberapa pasien melaporkan ruam menyebabkan nyeri pada anus dan rektum, pendarahan rektum, peradangan yang menyakitkan pada lapisan rektum (procitis), serta sensasi harus buang air besar saat usus kosong (tenesmus).

Adapun gejala-gejala yang ditemukan ini tidak termasuk dalam deskripsi khas cacar monyet.

Perlu diketahui, virus monkeypox termasuk dalam keluarga dan genus yang sama dengan virus yang menyebabkan cacar dan memicu gejala serupa tapi lebih ringan.

Saat terinfeksi penyakit ini, gejala awal yang timbul meliputi demam, sakit kepala, nyeri otot, pembengkakan kelenjar getah bening, dan kelelahan. Setelah itu gejala berkembang dengan munculnya ruam khas yang meluas secara bertahap.

Biasanya awal ruam tampak seperti bercak kulit yang berubah warna, kemudian timbul benjolan, melepuh, dan akhirnya berisi nanah. Lesi tersebut akan berkeropeng dan rontok.

Secara historis, ruam cacar monyet cenderung muncul di sekitar wajah dan rongga mulut, lalu berkembang ke telapak tangan dan kelapak kaki.

Baca juga: Jangan Panik, Kenali Bedanya Cacar Monyet dengan Cacar Air

Dalam beberapa kasus, ruam pasien telah tersebar atau terlokasi ke bagian tubuh tertentu selain wajah, rongga mulut, telapak tangan, dan telapak kaki. Ruam dalam berbagai tahap perkembangan terkadang muncul bersamaan satu sama lain di tempat yang sama.

Gejala menyerupai flu biasa berupa demam, pembengkakan kelenjar getah bening, dan kelelahan tidak selalu terjadi sebelum ruam muncul. Demikian juga presentasi cacar monyet telah terlihat di negara lain yang terkena dampak wabah ini.

“Saat ini jelas ada situasi yang tidak biasa, artinya virus berperilaku tidak biasa dari biasanya di masa lalu,” ujar Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Dr. Tedros Adhanom Ghebreyesus seperti dikutip dari Live Science, Rabu (29/6/2022).

Secara umum, gejala infeksi cacar monyet dapat menyerupai penyakit yang disebabkan virus Varicella zoster penyebab cacar air, dan juga dapat terlihat seperti infeksi menular seksual tertentu seperti sifilis dan herpes.

Baca juga: Mutasi Virus Cacar Monyet Diduga Lebih Cepat dari Perkiraan, Studi Jelaskan

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com