KOMPAS.com - Seorang bayi berusia lima bulan berinisial AD di Kecamatan Wonocolo, Kota Surabaya, Jawa Timur, tega dianiaya oleh ibunya sendiri yang berinisial SE.
Dikutip dari pemberitaan Kompas.com edisi Senin (27/6/2022), polisi mengatakan alasan pelaku melakukan tindakan tersebut karena kesal terhadap korban yang sering rewel dan menangis.
Hal ini senada dengan kesaksian ibu kandung pelaku, ESB yang berujar bahwa pelaku pernah melempar anaknya ke kasur karena menangis terus.
"Saksi pernah melihat pelaku melempar anaknya ke tempat tidur karena terus-terusan menangis saat digendong," kata Kapolsek Wonocolo Kompol Roycke Hendrik Fransisco Betaubun.
Korban diduga meninggal setelah dipukul bagian belakang oleh pelaku pada Kamis (23/6/2022). Kepada polisi, SE mengaku usai dipukul, bayinya itu tidak bergerak. Lalu SE menyerahkan bayinya kepada ESB, dan diduga kuat korban sudah dalam kondisi meninggal dunia.
Saat itu, pelaku bahkan mengaku hendak pergi ke Yogyakarta bersama suaminya pada pukul 06.00 WIB. Akan tetapi, SE tidak menghiraukan bahkan mengancam ESB.
Baca juga: Bayi Tak Perlu Mandi Setiap Hari, Apa Alasannya? Dokter Jelaskan
Kompas.com menghubungi Kasandra Putranto, Psikolog Klinis dan Forensik Kasandra Associates, untuk mengetahui mengapa terjadi kasus bayi 5 bulan di Surabaya tewas dianiaya ibu kandung.
Dia mengatakan, pada dasarnya seorang psikolog diatur oleh kode etik dalam memberikan analisa terhadap kasus yang sedang terjadi di masyarakat tanpa melakukan pemeriksaan terlebih dahulu.
Kendati demikian, Kasandra mengungkapkan pada kasus-kasus pembunuhan yang melibatkan korban bayi di bawah usia satu tahun, disebut sebagai infanticide.
"Berbagai faktor dapat diduga terkait atau merupakan penyebab dari keputusan seorang ibu untuk membunuh anaknya, terutama yang berusia di bawah satu tahun," terang Kasandra, Selasa (28/6/2022).
Kasandra berkata, menurut Windham dan kawan-kawan (2014) kekerasan fisik berat yang dilakukan seorang ibu terhadap anak, dalam kasus bayi 5 bulan dianiaya ibu kandungnya, secara signifikan terkait dengan karakteristik orangtua, antara lain kondisi depresi ibu dan tindak kekerasan dari pasangan.
Baca juga: Bayi Menerima Transplantasi Jantung dan Implan Jaringan Timus dari Donor yang Sama, Apa Hasilnya?
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.