Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 27/06/2022, 12:05 WIB
Zintan Prihatini,
Bestari Kumala Dewi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Sekelompok peneliti mengungkapkan, bahwa virus cacar monyet atau monkeypox, telah bermutasi dengan lebih cepat dan lebih banyak dari yang diperkirakan selama ini.

Menurut studi baru yang dipublikasikan pada 24 Juni 2022 di jurnal Nature Medicine, peneliti menyebut virus yang telah menginfeksi lebih dari 3.500 orang di 48 negara sejak Mei itu, mungkin lebih menular akibat puluhan mutasi baru.

Secara keseluruhan, mereka mencatat virus cacar monyet memiliki 50 mutasi baru yang tidak ditemukan pada sampel di tahun 2018 hingga 2019.

"Para ilmuwan biasanya tidak menduga virus seperti monkeypox untuk memiliki lebih dari satu atau dua mutasi setiap tahun," tulis para peneliti seperti dilansir dari Science Alert, Minggu (26/6/2022).

Baca juga: Jangan Panik, Kenali Bedanya Cacar Monyet dengan Cacar Air

Sebagai virus DNA beruntai ganda, monkeypox atau cacar monyet disebut jauh lebih mampu memperbaiki kesalahan replikasi dibandingkan virus RNA seperti HIV.

Hal itu mengartikan jenis monkeypox saat ini seharusnya hanya mengakumulasi sejumlah mutasi. 

Akan tetapi, setelah mengumpulkan DNA dari 15 sampel virus cacar monyet dan merekonstruksi informasi genetiknya, para peneliti menemukan bahwa tingkat mutasi sebenarnya enam hingga 12 kali lebih tinggi dari yang mereka perkirakan.

Tim mencatat, telah terjadi lonjakan mutasi virus secara signifikan pada monyet yang saat ini ditemukan di beberapa negara non-endemik.

"Data kami mengungkapkan petunjuk tambahan tentang evolusi virus yang sedang berlangsung dan potensi adaptasi (terhadap) manusia," kata peneliti.

Secara historis, cacar monyet ditularkan dari orang ke orang melalui kontak kulit dengan lesi terbuka, cairan tubuh, benda yang terkontaminasi atau droplet.

Namun, lanjut peneliti, kecepatan penularan infeksi yang belum pernah terjadi sebelumnya dapat menunjukkan, bahwa mungkin telah berubah terkait bagaimana virus menginfeksi inangnya, dan mutasi baru dapat menjadi kemungkinan penyebabnya.

Baca juga: WHO Belum Tetapkan Status Cacar Monyet Jadi Darurat Kesehatan Global

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com