KOMPAS.com - Sejatinya, rambut memiliki siklus untuk tumbuh dan masuk ke fase istirahat yang membuatnya menjadi rontok lalu tumbuh kembali.
Pada waktu yang berbeda dalam kehidupan perempuan, siklus ini berubah. Selama kehamilan, sebagian ibu merasakan lebih banyak rambut yang berada dalam fase pertumbuhan. Artinya, rambut akan terlihat lebih tebal dan sehat.
Begitu melahirkan, mereka justru kerap mengalami kerontokan. Dilansir dari Cleveland Clinic, Jumat (24/6/2022), penyebab rambut rontok setelah melahirkan ialah karena hormon.
Baca juga: Kenapa Rambut Rontok Parah Setiap Hari?
Saat hamil, kadar hormon estrogen terus meningkat sebelum mencapai puncaknya, yakni ketika melahirkan. Kondisi itu menyebabkan banyak perubahan pada tubuh, termasuk siklus pertumbuhan rambut.
"Selama kehamilan, Anda tidak kehilangan rambut sebanyak sebelumnya. Anda mungkin memperhatikan mendapatkan rambut yang sangat indah dan lebih tebal," ujar dokter spesialis obgyn Erica Newlin, MD.
Akan tetapi, setelah melahirkan rambut cenderung mengalami kerontokan, lantaran kadar estrogen menurun.
Intensitas kerontokan rambut yang salah satunya terjadi usai melahirkan, disebut telogen effluvium.
“Pada periode awal itu, kadang-kadang Anda dapat menemukan telah mencabut segenggam rambut saat berada di kamar mandi. Untuk orang dengan rambut lebih panjang, itu bisa sangat terlihat," kata Newlin.
Para ibu yang baru melahirkan, biasanya akan mulai mengalami kerontokan rambut antara satu hingga enam bulan.
Kabar baiknya, kondisi ini tidak permanen dan rambut bisa tumbuh kembali. Sebab, kerontokan rambut bertahan hingga 18 bulan lamanya.
“Kami biasanya melihat kerontokan rambut terjadi dalam tahun pertama setelah melahirkan. Kerontokan memuncak dengan intens pada bulan keempat dan kemudian berkurang," terangnya.
Baca juga: 5 Makanan yang Baik untuk Rambut Rontok, Salah Satunya Telur
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.