Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

4 Faktor Penyebab Buruknya Kualitas Udara Jakarta Menurut BMKG

Kompas.com - 19/06/2022, 09:03 WIB
Mela Arnani,
Bestari Kumala Dewi

Tim Redaksi

 

Faktor penyebab buruknya kualitas udara Jakarta

Peningkatan konsentrasi PM2.5 yang menyebabkan buruknya kualitas udara di wilayah Jakarta dan sekitarnya dalam beberapa hari terakhir, dipengaruhi oleh sejumlah faktor sebagai berikut:

1. Konsentrasi PM2.5 di Jakarta dipengaruhi oleh berbagai sumber emisi, baik yang berasal dari sumber lokal, seperti transportasi dan residensial, maupun dari sumber regional dari kawasan industri dekat dengan Jakarta.

Emisi ini dalam kondisi tertentu yang dipengaruhi oleh parameter meteorologi dapat terakumulasi dan menyebabkan terjadinya peningkatan konsentrasi yang terukur pada alat monitoring pengukuran konsentrasi PM2.5.

Baca juga: Survei Terbaru, Mayoritas Warga Jabodetabek Salah Paham soal Kualitas Udara

2. Proses pergerakan polutan udara seperti PM2.5 dipengaruhi oleh pola angin yang bergerak dari satu lokasi ke lokasi yang lain.

Angin yang membawa PM2.5 dari sumber emisi dapat bergerak menuju lokasi lain, sehingga menyebabkan terjadinya potensi peningkatan konsentrasi PM2.5.

Pola angin lapisan permukaan memperlihatkan pergerakan massa udara dari arah timur dan timur laut yang menuju Jakarta, dan memberikan dampak terhadap akumulasi konsentrasi PM2.5 di wilayah ini.

3. Peningkatan konsentrasi PM2.5 memiliki korelasi positif atau hubungan yang berbanding lurus dengan kadar uap air di udara, yang dinyatakan oleh parameter kelembapan udara relatif.

Pada beberapa hari terakhir, tingginya kelembapan udara relatif menyebabkan peningkatan proses adsorpsi yang dalam istilah teknisnya merujuk pada perubahan wujud dari gas menjadi partikel.

Proses ini menyebabkan terjadinya peningkatan konsentrasi PM2.5 yang difasilitasi oleh kadar air di udara.

4. Kelembapan udara yang relatif tinggi dapat menyebabkan munculnya lapisan inversi yang dekat dengan permukaan.

Lapisan inversi merupakan lapisan di udara yang ditandai dengan peningkatan suhu udara yang seiring dengan peningkatan ketinggian lapisan.

 

Dampak dari keberadaan lapisan inversi menyebabkan PM2.5 yang ada di permukaan menjadi tertahan, tidak dapat bergerak ke lapisan udara lain, dan mengakibatkan akumulasi konsentrasinya yang terukur di alat monitoring.

Peningkatan konsentrasi PM2.5 yang berdampak pada penurunan kualitas udara di Jakarta tersebut memberikan pengaruh negatif pada kelompok orang yang memiliki riwayat terhadap gangguan saluran pernapasan dan kardiovaskuler.

Sehingga, masyarakat diimbau untuk mengurangi aktivitas di luar ruangan dan menggunakan pelindung diri seperti masker yang sesuai, untuk mengurangi tingkat paparan terhadap polutan udara.

Baca juga: 51 Persen Negara Tak Punya Akses Terbuka ke Data Kualitas Udara

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com