Temuan ini mengartikan, bahwa tsunami yang terjadi usai gunung api bawah laut Tonga meletus, memiliki kekuatan yang lebih besar dengan durasi lama dan bergerak lebih cepat dari biasanya.
Tim memperkirakan tsunami di Tonga 1,5 sampai 2,5 kali lebih cepat, dibandingkan tsunami yang dipicu oleh gunung berapi. Kecepatannya mencapai sekitar 1.000 km/jam (621 mph) saat melaju melintasi samudera Pasifik, Atlantik, dan India dalam waktu kurang dari 20 jam.
Lantaran sebagian bergerak melalui atmosfer, tsunami mampu mencapai wilayah Karibia dan Atlantik tanpa mengelilingi Amerika Selatan terlebih dahulu.
Ketika AGWs berinteraksi dengan tsunami terjadi fenomena yang disebut resonansi nonlinier. Hal inilah yang menurut ilmuwan merupakan faktor yang memperkuat kecepatan, serta kekuatan tsunami.
Para ilmuwan turut menggarisbawahi pentingnya teknologi terbaru untuk keberlanjutan studi terkait fenomena serupa.
"Pengembangan model prakiraan yang lebih akurat dan sistem peringatan real-time, diperlukan dalam pengembangan teknologi pemanfaatan energi baru," jelas Kadri.
Baca juga: NASA Sebut Letusan Gunung Api Bawah Laut Tonga 500 Kali Lebih Kuat dari Bom Hiroshima
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.